Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Kinerja Manufaktur, Kemenperin Tingkatkan Kualitas SDM

Jaga Kinerja Manufaktur, Kemenperin Tingkatkan Kualitas SDM Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam menjaga kinerja sektor manufaktur yang merupakan kontributor utama perekonomian nasional, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil serta relevan dengan kebutuhan industri masa kini.  

Sehingga Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Baca Juga: Kemenperin Kolaborasi Tingkatkan Daya Saing IKM Komponen Otomotif ke Rantai Pasok Global

“Untuk itulah, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi. Tujuannya adalah menghasilkan SDM yang kompeten, adaptif terhadap perkembangan teknologi dan memiliki daya saing global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (26/8).

Menperin menegaskan, di tengah menghadapi berbagai tekanan ekonomi global, industri manufaktur masih mampu menunjukkan ketangguhannya sekaligus membuktikan peran vitalnya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tercemin dari data BPS, pada triwulan II tahun 2025, industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,60 persen (year-on-year) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen.

Pada periode yang sama, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap PDB nasional juga naik dari 16,72 persen pada kuartal II tahun 2024 menjadi 16,92 persen pada kuartal II tahun 2025. Capaian ini memperlihatkan konsistensi industri manufaktur sebagai penyumbang terbesar atau sumber utama dalam perekonomian nasional.

“Peningkatan kualitas SDM merupakan investasi jangka panjang untuk memperkuat struktur industri nasional. Oleh karena itu, pentingnya pembangunan SDM dalam mewujudkan industri pengolahan nonmigas yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global,” tutur Menperin.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menyampaikan, Kemenperin telah mengembangkan berbagai inisiatif vokasi industri seperti program link and match antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan perusahaan, pembangunan politeknik industri di berbagai daerah, hingga pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada standar global.

“Kami ingin memastikan bahwa lulusan vokasi tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap bersaing dalam menghadapi tantangan industri 4.0 maupun transisi menuju ekonomi hijau,” ungkap Masrokhan.

Saat ini, Kemenperin menaungi 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah. “Keberadaan unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri di lingkungan Kemenperin ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri. Setiap masing-masing unit pendidikan, kami tetapkan spesialisasinya di bidang industri tertentu,” imbuhnya.

Seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri milik Kemenperin memiliki program-program yang unggul dan diminati masyarakat. Sebab, para lulusannya langsung diterima kerja di perusahaan industri.

Salah satunya Politeknik ATI Makassar, pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025, jumlah pendaftarnya mencapai 12.191 orang. “Dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 438 orang, maka rasio penerimaan mencapai 1:27, atau 1 kuota mahasiswa baru diperebutkan oleh 27 orang,” ungkap Masrokhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: