Kredit Foto: Uswah Hasanah
Danantara Indonesia resmi menerbitkan Patriot Bonds sebagai instrumen pembiayaan strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari mandat perseroan dalam mengelola investasi negara dengan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik.
“Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional,” ujar Pandu dalam keterangan resmi, Selasa (26/8/2025).
Baca Juga: Danantara Pegang Kendali, Rantai Birokrasi Waste to Energy Dipangkas
Menurut Pandu, obligasi ini dirancang untuk menyediakan sumber pendanaan jangka menengah hingga panjang yang stabil bagi negara. Sementara itu, dunia usaha mendapat akses terhadap instrumen investasi yang aman sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
“Prinsip dasar Patriot Bond adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap BPI Danantara Jadi Instrumen Strategis Perkuat Investasi 2026
Berdasarkan dokumen resmi Danantara, penerbitan obligasi dilakukan melalui private placement dengan target penggalangan dana mencapai puluhan triliun rupiah. Dana tersebut akan dialokasikan untuk sektor strategis, seperti transisi energi, penciptaan lapangan kerja, serta proyek lingkungan yang berdampak jangka panjang.
Meski kupon obligasi ditetapkan di bawah tingkat imbal hasil pasar, Pandu menekankan struktur Patriot Bonds lebih menekankan pada misi pembangunan dibanding keuntungan semata. “Ini adalah bentuk gotong royong dunia usaha untuk menukar keuntungan jangka pendek dengan nilai berkelanjutan bagi bangsa,” ujarnya.
Danantara menekankan bahwa model pembiayaan ini sejalan dengan praktik di sejumlah negara Asia yang sukses mengandalkan sinergi publik-swasta untuk mendukung industrialisasi dan reformasi ekonomi. Instrumen ini diharapkan menjadi pendorong transformasi ekonomi Indonesia menuju 2045, ketika republik genap berusia satu abad.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement