Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak dunia ditutup lebih tinggi pada perdagangan di Rabu (27/8). Hal ini terjadi setelah data resmi menunjukkan penurunan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (28/8), Minyak Brent naik 1,2% menjadi US$68,05. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 1,4% ke US$64,15.
Baca Juga: SKK Migas Jalankan Skema Swap Gas Multi Pihak untuk Jaga Pasokan Domestik
Badan Informasi Energi Amerika Serika (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah turun 2,4 juta barel menjadi 418,3 juta barel pada pekan lalu. Stok bensin turun 1,2 juta barel, sementara distillate (termasuk diesel dan minyak pemanas) menyusut 1,8 juta barel.
“Permintaan bensin yang meningkat mendukung harga, menunjukkan masyarakat mulai bersiap melakukan perjalanan menjelang libur dari Labor Day. Ini adalah puncak musim berkendara musim panas sekaligus akhir penggunaan campuran bensin khusus musim panas,” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.
Selain itu, fokus pasar tertuju pada keputusan tambahan tarif ke India. Tarif tersebut diberlakukan sebagai respons negara tersebut melakukan pembelian minyak dari Rusia.
Adapun Rusia dan Ukraina saling melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi. Rusia meluncurkan serangan drone besar-besaran ke fasilitas transportasi gas dan energi dalam enam wilayah dari Ukraina. Sementara Kyiv membalas dengan menghantam kilang minyak dan fasilitas ekspor dari Rusia.
Baca Juga: Rusia Ogah Uni Eropa Jamin Keamanan Ukraina
Utusan Khusus Amerika Serikat Steve Witkoff mengatakan bahwa ia akan segera bertemu dengan perwakilan Ukraina. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya sedang mengadakan pembicaraan untuk mencari jalan mengakhiri perang dari Rusia-Ukraina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement