Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Dekade SUN Energy, Cetak Sejarah dengan 200 MW PLTS untuk Industri Indonesia

Satu Dekade SUN Energy, Cetak Sejarah dengan 200 MW PLTS untuk Industri Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak didirikan pada 2016, SUN Energy telah menjadi salah satu pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Panel skala komersial dan industri (C&I) terbesar di Indonesia. Bertepatan dengan proyek di PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak) di Cikande, Serang, Banten, SUN Energy merayakan pencapaian pemasangan kapasitas PLTS Atap sebesar 200 MW.

Menurut Emmanuel Jefferson Kuesar, CEO SUN Energy, pencapaian ini diproyeksikan mampu menghasilkan lebih dari 295 juta kWh energi bersih setiap tahun dan mengurangi emisi karbon hingga 228 ribu ton CO₂ per tahun, setara dengan menanam lebih dari 3,1 juta pohon. Kapasitas terpasang PLTS Atap sebesar 200 MW tersebut diperoleh dari lebih dari 300 proyek yang tersebar di 20 provinsi.

“Sejak awal berdiri, visi kami adalah menjadikan SUN Energy sebagai mitra utama industri dalam transisi energi. Dengan pencapaian 200 MW kapasitas terpasang, kami resmi mengukuhkan diri sebagai developer PLTS Atap nomor satu di Indonesia,” jelas Emmanuel di Banten, Kamis (28/8/2025).

Baca Juga: Indocement Rayakan 50 Tahun Bersama SUN Energy, Wujudkan Komitmen Energi Bersih

Tak berhenti di sana, SUN Energy bergerak melampaui Solar-as-a-Service, memperluas peran menjadi Sustainability-as-a-Service, menghadirkan solusi berkelanjutan yang mencakup energi surya, penyimpanan energi, solusi elektrifikasi armada (fleet-as-a-service) dan ekosistem kendaraan listrik, hingga pengelolaan air. Hingga kini, SUN Energy telah melayani lebih dari 50 sektor industri mulai dari Fast Moving Consumer Goods atau FMCG (5,5%), otomotif (2,8%), makanan & minuman (5,2%), hingga pertambangan (6,2%).

Selain menyediakan solusi sistem energi surya (SUN Energy), dengan diversifikasi bisnis, SUN menawarkan layanan komprehensif menuju transisi industri hijau melalui teknologi dan komponen sistem energi surya, serta efisiensi energi (SUN Terra), solusi elektrifikasi armada (fleet-as-a-service) dan ekosistem kendaraan listrik (SUN Mobility), dan teknologi pengelolaan air berkelanjutan (NIRA). Sementara itu, komitmen ESG perusahaan terus diperkuat melalui pilar SUNSHINE (Environmental), SUN RISE (Social), dan SUN RAY (Governance). 

SUNSHINE berfokus pada dekarbonisasi industri lewat PLTS dan implementasi teknologi ramah lingkungan seperti inverter efisien dan Battery Energy Storage System (BESS). SUN RISE telah menjangkau lebih dari 40.000 peserta melalui edukasi energi terbarukan. Sementara itu, SUNRAY menegakkan prinsip Good Corporate Governance (GCG), standar Health, Safety & Environment (HSE), yang tercermin dari 3 sertifikasi HSE dan penyusunan laporan keberlanjutan perusahaan.

“Dengan fondasi tersebut, SUN Energy berada pada posisi strategis untuk mempercepat transisi energi dan mendukung lebih banyak industri menuju masa depan hijau dan berdaya saing global. Terutama, SUN Energy siap mendorong percepatan implementasi industri hijau sekaligus menjadi pilar transisi energi nasional menuju Net Zero Emissions 2060,” tegas Emmanuel Jefferson Kuesar.

PLTS Atap di LamiPak Indonesia

Pabrik PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak) yang berada di Cikande, Serang, Banten merupakan salah satu proyek PLTS Atap terbesar di industri aseptic packaging yang dikerjakan SUN Energy dengan total kapasitas 5,33 MW. Proyek tersebut telah diselesaikan dalam dua fase sejak tahun lalu.

PLTS Atap fase pertama di LamiPak Indonesia berkapasitas 2,8 MWp, sedangkan realisasi fase kedua sebesar 2,4 MWp. Instalasi solar panel ini diproyeksikan menghasilkan 7.1 GWh energi bersih dan menekan emisi karbon hingga 5.645 ton CO₂, setara dengan penanaman 91.130 pohon.

“Bagi LamiPak, investasi PLTS Atap adalah langkah strategis untuk mencapai Zero Nett Carbon Roadmap 2050 serta sekaligus memastikan pertumbuhan bisnis sejalan dengan tanggung jawab lingkungan. Portofolio ini menegaskan bahwa energi bersih (ramah lingkungan) dapat berjalan beriringan dengan standar industri internasional,” ujar Anton Hui, Managing Director LamiPak Indonesia.

Baca Juga: Energi Terbarukan Jadi Sektor Paling Menarik untuk Investasi Asing di 2025

Pemasangan PLTS Atap berkapasitas 5,33 MW di pabrik LamiPak Indonesia mampu menyuplai sekitar 20-25% kebutuhan listrik perusahaan secara total. Dengan pembangunan fasilitas pabrik yang masih akan dilakukan, LamiPak Indonesia berkomitmen menambah pemasangan PLTS Atap sehingga mampu memberikan dampak keberlanjutan yang lebih besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: