PLN UP2B Sistem Makassar Perkuat Kompetensi Karyawan Melalui Program Pelatihan Manajemen Risiko
Kredit Foto: Istimewa
Budaya pembelajaran dan inovasi semakin menjadi kebutuhan utama di lingkungan kerja modern. Di tengah dinamika industri yang cepat berubah, kemampuan individu untuk terus belajar dan beradaptasi dianggap sebagai modal penting.
Karyawan dituntut tidak hanya memahami tugas rutin, tetapi juga memiliki keterampilan untuk mencari solusi baru ketika menghadapi tantangan yang kompleks.
Pentingnya inovasi juga terlihat dari bagaimana organisasi mengelola sumber daya manusianya. Lingkungan kerja yang mendukung kreativitas akan mendorong karyawan untuk lebih berani bereksperimen dan mengambil inisiatif. Ide-ide baru yang lahir dari ruang diskusi terbuka sering kali menjadi dasar perubahan signifikan dalam proses kerja.
Selain itu, keterampilan teknis perlu diimbangi dengan kemampuan analisis risiko dan pengambilan keputusan. Banyak organisasi kini menekankan pentingnya pelatihan yang memadukan teori dan praktik agar karyawan memiliki pemahaman menyeluruh.
Baca Juga: PLN UIP JBB Gelar Talkshow Kesetaraan Gender, Perkuat Komitmen DEI di Lingkungan Kerja
Dengan pendekatan seperti ini, pekerja dapat melihat tantangan bukan sebagai hambatan, melainkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas kerja.
Seiring berkembangnya kebutuhan pasar, perusahaan perlu menyiapkan strategi jangka panjang dalam membangun budaya pembelajaran.
Komitmen manajemen terhadap pengembangan kompetensi karyawan akan menentukan keberhasilan organisasi. Program pelatihan yang konsisten dapat menciptakan rasa percaya diri sekaligus meningkatkan produktivitas tim secara keseluruhan.
Salah satu contoh langkah nyata dilakukan PLN UP2B Sistem Makassar yang pada akhir Juli lalu mengadakan pelatihan Quantitative Risk Management.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan dibimbing ini diikuti oleh sebelas orang karyawan dengan fokus memperkuat pengetahuan mengenai manajemen risiko. Selama dua hari, peserta belajar dari teori hingga praktik langsung dengan pendampingan mentor berpengalaman.
Pelatihan tersebut menghasilkan peningkatan signifikan, di mana nilai rata-rata peserta naik dari 49,3 pada pre-test menjadi 88,6 pada post-test. Selain itu, proyek kelompok yang diberikan berhasil meraih skor 90, menandakan pemahaman yang baik dalam penerapan metode manajemen risiko.
"Kami ingin tidak hanya memahami teori, tetapi juga bisa menerapkannya langsung dalam pekerjaan sehari-hari," ujar Tiara Dwi, salah satu peserta pelatihan.
Baca Juga: Wujudkan Energi Bersih, PLN Icon Plus Hadirkan Home Charging Service untuk Mobil Listrik
Kolaborasi juga menjadi poin penting, terutama dalam membangun kepercayaan dengan perusahaan lain. PLN UP2B Sistem Makassar menekankan bahwa keberhasilan mereka tidak lepas dari kerja sama lintas sektor.
"Kepercayaan itu lahir dari konsistensi dan kemampuan memenuhi kebutuhan mitra," ungkap Tiara Dwi.
Lebih jauh, perusahaan juga melihat peluang untuk terus memperluas jaringan kerja sama, baik dengan BUMN maupun pihak swasta. Dengan cara ini, budaya pembelajaran yang dibangun di internal diharapkan dapat memberikan dampak lebih luas bagi industri.
"Menurut saya, investasi terbesar adalah pada pengetahuan dan kolaborasi yang berkelanjutan," tutup Tiara Dwi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement