Kredit Foto: Uswah Hasanah
Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan pada awal September 2025 seiring meningkatnya ketidakpastian politik dalam negeri. Meski demikian, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat minat perusahaan untuk melantai di bursa masih tinggi dengan tujuh emiten dalam pipeline pencatatan saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pipeline IPO hingga 29 Agustus 2025 terdiri atas empat perusahaan dengan aset skala menengah, yakni Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan tiga perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar.
“Perubahan data dari empat menjadi tiga perusahaan skala besar merupakan hasil pemutakhiran informasi. Ada perusahaan yang melakukan pembaruan data dan akan filing kembali,” ujar Nyoman dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).
Baca Juga: IHSG Rontok hingga 3%, Saham Milik Haji Isam Justru Cetak ARA
Pipeline IPO tersebut meliputi satu perusahaan sektor basic materials, satu consumer non-cyclicals, satu finansial, dua industri, satu teknologi, serta satu transportasi dan logistik.
Sejak awal 2025 hingga akhir Agustus, sebanyak 22 perusahaan resmi mencatatkan saham di BEI dengan total dana Rp10,39 triliun.
Selain IPO, instrumen obligasi juga masih menunjukkan pergerakan. Hingga periode yang sama, terdapat 122 emisi dari 65 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan total dana Rp138,7 triliun. Saat ini masih ada 17 emisi dari 14 penerbit EBUS dalam pipeline, didominasi delapan perusahaan sektor finansial, diikuti tiga dari energi, serta masing-masing satu dari sektor basic materials, infrastruktur, dan properti.
Baca Juga: Airlangga Pastikan Ekonomi Solid, Guncangan IHSG Hanya Sementara
Untuk aksi korporasi rights issue, BEI mencatat sepanjang 2025 sudah ada 10 perusahaan yang menerbitkan dengan nilai total Rp16,63 triliun. Masih ada empat perusahaan dalam pipeline rights issue, terdiri atas dua perusahaan basic materials, satu perusahaan kesehatan, dan satu dari transportasi serta logistik.
Meski kondisi pasar modal dibayangi gejolak politik yang menekan IHSG dan rupiah, BEI memastikan pipeline emiten tetap aktif. Pemerintah dan otoritas pasar keuangan terus memantau dinamika agar aktivitas penghimpunan dana di pasar modal tidak terganggu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement