- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
ELSA Optimistis Capai Target Kinerja 2025, Andalkan Serapan Kontrak Energi
Kredit Foto: Istimewa
PT Elnusa Tbk (ELSA) menegaskan keyakinannya mampu mencapai target pendapatan dan laba bersih 2025 meski pada semester I tahun ini mencatat penurunan laba. Perseroan mengandalkan serapan kontrak di berbagai lini bisnis energi sebagai penopang kinerja hingga akhir tahun.
Direktur Keuangan Elnusa, Nelwin Aldriansyah, menyampaikan bahwa kondisi likuiditas perusahaan tetap solid sehingga mampu membiayai operasional maupun inisiatif strategis.
“Kami cukup optimistis dapat mencapai target top line dan bottom line sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan untuk tahun 2025,” ujar Nelwin dalam public expose live 2025 yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/9/2025).
Hingga semester I-2025, pendapatan Elnusa tumbuh 10,30% secara tahunan menjadi Rp6,96 triliun dari Rp6,31 triliun. Namun laba bersih turun 24,04% menjadi Rp336,48 miliar dibandingkan Rp442,98 miliar pada periode sama 2024.
Baca Juga: Perkuat Modal, Elnusa (ELSA) Teken Perubahan Perjanjian Fasilitas Kredit dengan BNI
Nelwin menjelaskan, penurunan tersebut lebih dipengaruhi faktor non-operasional, termasuk pendapatan satu kali dari bunga deposito tertunda senilai Rp69 miliar pada tahun lalu.
Selain itu, sebagian proyek mengalami pergeseran jadwal pencatatan pendapatan ke semester II-2025. Hal ini membuat perseroan menaruh harapan pada percepatan realisasi proyek untuk mendorong kinerja kuartal berikutnya.
Direktur Utama Elnusa, Arief, menambahkan bahwa prospek kinerja tahun ini akan ditopang oleh kontrak yang telah diamankan. Perseroan membawa kontrak carry over dari 2024 senilai Rp10,9 triliun di bisnis jasa hulu migas, Rp2,5 triliun pada jasa penunjang migas, serta Rp4,3 triliun di distribusi dan logistik energi.
Baca Juga: ELSA Gelontorkan Dana Rp715,75 Miliar untuk Lunasi Sukuk Ijarah
Sementara itu, kontrak baru hingga Juni 2025 tercatat Rp1,8 triliun di jasa hulu migas, Rp1,1 triliun di jasa penunjang migas, dan Rp8,7 triliun pada distribusi dan logistik energi.
Adapun serapan kontrak pada periode yang sama telah mencapai Rp3,8 triliun untuk jasa hulu migas, Rp1,6 triliun untuk jasa penunjang migas, dan Rp7 triliun pada distribusi dan logistik energi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement