Kredit Foto: Istimewa
Harga emas mencetak rekor tertinggi pada perdagangan di Senin (29/9). Investor beralih ke aset aman di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga, meningkatkan ketegangan geopolitik hingga risiko penutupan sebagian dari Pemerintahan AS.
Dilansir dari Reuters, Selasa (30/9), Harga emas spot naik 1,9% menjadi US$3.829,63. Sementara emas berjangka menguat 1,2% menjadi US$3.855,20.
Baca Juga: Tak Disangka, Mayoritas Emas di Indonesia Justru Impor dari Singapura
Untuk logam mulia lainnya, perak spot naik 1,9% menjadi US$46,85. Platinum menguat 1,5% menjadi US$1.592,65. Sedangkan palladium turun 1,1% menjadi US$1.255,61.
Indeks dolar melemah, membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri.
“Permintaan aset aman yang terfokus pada potensi penutupan pemerintah AS menjadi salah satu pendorong reli emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
“Dolar berada di bawah tekanan ringan akibat isu tersebut, yang turut mendukung kompleks logam mulia,” tambahnya.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berupaya bertemu dengan para pemimpin dari Kongres. Ia berupaya menegosiasikan perpanjangan pendanaan pemerintah. Tanpa kesepakatan, shutdown federal akan dimulai pada Rabu (1/10).
Adapun Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat pekan lalu sesuai dengan perkiraan, sehingga memperkuat keyakinan pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga pada pertemuan Oktober dan Desember.
“Data tidak menjadi penghalang bagi tambahan satu atau dua kali pemangkasan suku bunga dari The Fed. Hal ini terus menjadi faktor pendukung bagi emas dan perak,” ujar Meger.
Adapun Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pasukannya telah menguasai desa Shandryholove di Donetsk, Ukraina timur. Hal tersebut menambah ketidakpastian global yang turut mengangkat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Baca Juga: Industri Logam Dasar Terus Tunjukkan Kinerja Positif
Emas cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan pada masa ketidakpastian ekonomi maupun geopolitik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement