Kredit Foto: Istimewa
Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) disebut tengah dilirik oleh Vanguard Group, perusahaan manajemen aset global asal Amerika Serikat. Rumor yang beredar di pasar modal menyebutkan Vanguard tertarik pada saham emiten properti tersebut karena prospek pertumbuhan jangka panjangnya serta rencana peningkatan free float oleh pengendali saham.
Vanguard Group merupakan salah satu pengelola dana terbesar di dunia dengan portofolio investasi bernilai setara 50 kali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Perusahaan ini dikenal disiplin dalam memilih aset likuid dengan potensi pertumbuhan tinggi, termasuk pada emiten dengan free float besar dan transaksi harian yang aktif.
“Jika benar Vanguard masuk, itu akan menjadi katalis besar bagi saham DADA. Namun, investor tetap harus memperhatikan manajemen risiko dan profil investasinya,” ujar analis pasar modal Rendy Yefta, Senin (6/10).
Baca Juga: Buang 10 Juta Saham DADA, Pengendali Kantongi Rp1,65 Miliar
Menurut Rendy, saham DADA layak dipegang (hold) dalam jangka panjang karena potensi kenaikannya yang signifikan. Ia menyebut target harga saham DADA bisa mencapai Rp230.000 per lembar dengan kapitalisasi pasar menembus USD100 miliar. “Target tersebut tidak mustahil, tapi butuh kesabaran dan keyakinan,” tambahnya.
Sejak awal Agustus hingga awal Oktober 2025, saham DADA menunjukkan kenaikan tajam dari di bawah Rp50 menjadi Rp150 per lembar. Lonjakan tersebut terjadi di tengah ekspektasi investor terhadap pembagian dividen yang dijadwalkan pada 10 Oktober 2025 dan rencana pembukaan free float yang lebih besar.
Langkah pengendali saham DADA untuk menurunkan porsi kepemilikan disebut sebagai strategi membuka akses investasi publik yang lebih luas. Skema ini dinilai menarik bagi institusi seperti Vanguard, yang selama ini memiliki pola investasi pada emiten dengan likuiditas tinggi dan kepemilikan publik yang dominan.
Vanguard diketahui menjadi salah satu pemegang saham besar di perusahaan global seperti Microsoft, Apple, Meta, Mitsubishi, dan NVIDIA. Pola investasinya konsisten: free float besar, transaksi tinggi, dan porsi pendiri atau pengendali yang terbatas.
Baca Juga: Prospek Saham DADA Menguat, Vanguard dan Kebijakan Pemerintah Jadi Katalis
Potensi DADA juga didorong oleh posisi strategis asetnya di kawasan segitiga emas Jakarta (Sudirman–Thamrin–Kuningan). Melalui kepemilikan lahan di kawasan komersial tersebut, DADA dinilai menjadi pintu masuk bagi investor asing yang ingin mengakses sektor properti premium Indonesia.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang memberikan insentif seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan dukungan terhadap sektor riil dinilai memperkuat momentum pertumbuhan properti nasional.
Rendy menambahkan, perjalanan DADA menuju valuasi besar tidak akan mulus. Ia memperkirakan akan ada koreksi harga atau suspensi sementara oleh regulator guna menjaga stabilitas pasar. “Kenaikan tajam biasanya diikuti penyesuaian. Investor jangka panjang harus siap menghadapi fluktuasi,” ujarnya.
Menurutnya, DADA bukan saham untuk para trader jangka pendek. “Prosesnya akan panjang, dengan aksi korporasi seperti right issue dan akuisisi lahan. Tapi bagi investor yang sabar, potensi imbal hasilnya sangat besar,” kata Rendy.
Jika rumor masuknya Vanguard terbukti, langkah itu diyakini akan memperkuat posisi DADA sebagai salah satu emiten properti paling bernilai di Asia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement