Prospek Properti Malaysia Kian Cerah, Investor Asing Jadi Target Pasar Utama
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Pasar properti Malaysia diproyeksikan terus tumbuh seiring strategi pemerintah yang terbuka terhadap investor asing dan pembangunan infrastruktur yang agresif.
Pertumbuhan nilai kapital atau capital appreciation di negara itu mencapai rata-rata 5% per tahun sejak pandemi Covid-19, mencerminkan optimisme pasar yang masih kuat.
Stevie Lee, Executive President Xavier Marks WellEstate Malaysia, mengatakan Malaysia menjadi salah satu destinasi populer bagi pembeli properti mancanegara karena kemudahan prosedur dan lingkungan yang kondusif.
“Malaysia memang terbuka untuk warga negara asing. Target pasar properti di sana adalah kombinasi antara pembeli lokal dan internasional,” ujar Stevie kepada media, Rabu (8/10/2025).
Baca Juga: Potensi Properti Indonesia Besar tapi Tak Teroptimalkan
Menurut Stevie, warga asing hanya memerlukan paspor untuk membeli properti di Malaysia, tanpa persyaratan administratif yang rumit. Skema pembayaran juga fleksibel, terutama untuk proyek yang masih dalam tahap pembangunan.
“Jika proyek belum selesai, pembayaran dilakukan mengikuti progres konstruksi. Jadi lebih ringan bagi pembeli,” jelasnya.
Sektor properti Malaysia juga didorong oleh kemajuan pesat pembangunan infrastruktur dan transportasi, terutama di wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya.
Salah satu proyek ikonik yang baru diluncurkan adalah Merdeka 118, gedung tertinggi kedua di dunia yang menjadi simbol perkembangan sektor konstruksi Malaysia.
Stevie menjelaskan, komposisi pasar properti di Malaysia didominasi oleh hunian vertikal.
“Sekitar 70–80% di pusat kota merupakan kondominium, sementara rumah tapak lebih banyak di area pinggiran,” katanya.
Di ibu kota, harga properti tergolong rasional untuk ukuran metropolitan, yakni sekitar 1 juta ringgit Malaysia atau setara Rp4 miliar.
Selain investor mapan, pasar juga mulai digemari generasi muda. Namun, bagi pembeli Gen Z yang menghadapi keterbatasan pembiayaan, Stevie menyarankan untuk membeli unit under construction agar pembayaran lebih terjangkau.
“Banyak anak muda memilih proyek early launch karena sistem cicilannya mengikuti progres pembangunan,” terangnya.
Ia menambahkan, keamanan investasi di Malaysia relatif tinggi karena sistem legalitas yang standar dan transparan.
“Meskipun banyak investor asing, tidak ada praktik spekulatif yang membuat harga melambung tidak wajar. Kebijakan pengembang biasanya mengatur harga setelah penjualan mencapai sekitar 60%,” ujarnya.
Stevie menilai, investor dari Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
“Sekitar 30% pembeli properti asing di Malaysia berasal dari Indonesia. Mereka melihat pasar ini sebagai peluang diversifikasi yang mudah diakses dan terjangkau,” katanya.
Dengan kebijakan ramah asing, infrastruktur yang berkembang pesat, serta potensi imbal hasil yang stabil, sektor properti Malaysia diperkirakan akan tetap menjadi magnet bagi investor regional dalam beberapa tahun ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement