Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Pemerintah, Pelaku Usaha dan Investor Gelar Forum Tingkat Tinggi

Dukung Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Pemerintah, Pelaku Usaha dan Investor Gelar Forum Tingkat Tinggi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pemimpin bisnis, investor, dan perwakilan pemerintah berkumpul dalam forum tingkat tinggi bertajuk Driving Investment and Business Action for a Green Economy and Nature-Positive Indonesia. Acara yang merupakan bagian dari Indonesia International Sustainable Forum (ISF) 2025 ini diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama Asia Investor Group on Climate Change (AIGCC) dan didukung oleh Business for Nature di Jakarta Convention Center.


Tujuan utama forum ini adalah untuk menyatukan visi dan langkah antara aksi bisnis dan arus investasi dengan rencana besar pemerintah. Rencana tersebut tertuang dalam Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025-2045, yang menjadi acuan utama bagi para pemangku kepentingan.

Forum ini digelar sebagai respons atas tantangan ganda yang dihadapi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia: perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati yang mengancam stabilitas ekonomi dan sosial. Menjawab tantangan tersebut, pemerintah telah berkomitmen pada Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework dan merancang IBSAP sebagai panduan nasional. Sejalan dengan itu, wadah kolaboratif seperti Indonesia Business and Biodiversity Platform (IBBP) yang difasilitasi IBCSD, disiapkan untuk mempercepat kontribusi sektor swasta menuju ekonomi yang positif terhadap alam (nature-positive economy).

Baca Juga: Kemenperin Dorong Pelaku Usaha Jadikan Halal Sebagai Standar dan Nilai Tambah Produk

Dalam sambutannya, Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group sekaligus Honorary Trustee IBCSD, menekankan bahwa dunia usaha perlu mengintegrasikan agenda iklim dan keanekaragaman hayati ke dalam strategi inti agar tetap kompetitif dan tangguh. "Forum ini menghadirkan kelompok strategis yang telah IBCSD pilih secara cermat untuk mewakili para pemangku kepentingan kunci, mulai dari pembuat kebijakan terkait iklim, sektor bisnis yang mendorong transformasi di lapangan, hingga investor global yang membawa standar etika dan inovasi," ujarnya. "Melalui dialog ini, kami ingin menghimpun masukan konkret untuk membentuk Indonesia Business and Biodiversity Action Plan, agar konservasi keanekaragaman hayati menjadi bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi kita."

Joe Phelan, Executive Director Asia Pacific dari World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), dalam penyampaian pidato utama menegaskan bahwa upaya mengatasi tantangan iklim dan alam harus dilakukan secara terpadu. "Tidak ada pemisahan antara risiko iklim dan risiko alam, keduanya adalah satu agenda yang harus dihadapi bersama," katanya. "Dunia usaha tidak bisa lagi bersikap reaktif. Perusahaan harus secara proaktif mengintegrasikan strategi alam dan iklim untuk mengelola risiko material sekaligus membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan."

Diskusi juga menghadirkan Ir. Inge Retnowati, M.E, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Monica Bae, Director of Investor Practice AIGCC; Imam Muttaqien, Vice President of Safeguard PT PLN (Persero); serta Dharsono Hartono, CEO PT Rimba Makmur Utama dan Vice Chairman IBCSD yang menyampaikan sambutan penutup. Para narasumber ini menyoroti adanya peningkatan kesadaran terhadap risiko dan peluang terkait alam, perlunya kolaborasi lebih kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan investor, serta pentingnya pengembangan mekanisme pembiayaan dan valuasi inovatif untuk mendorong transisi menuju bisnis yang positif terhadap alam.

Baca Juga: Bermanfaat Bagi Pelaku Usaha, RI-Uni Eropa Berkomitmen Laksanakan IEU-CEPA

Monica Bae, Director of Investor Practice AIGCC, menegaskan bahwa perspektif finansial dan ekonomi kini semakin melihat pentingnya faktor alam dalam pengambilan keputusan investasi. "Investor kini mencari peluang bisnis yang kredibel dan dapat diperluas (scalable) dengan dampak positif terhadap alam, disertai peningkatan transparansi dalam pengungkapan risiko terkait alam dan iklim," ujarnya.

Diskusi interaktif yang dipandu oleh Pallavi Kalita, Asia Lead Business for Nature, membuka ruang dialog yang konstruktif tentang kontribusi dunia usaha dan investor terhadap target keanekaragaman hayati Indonesia dan penguatan ekosistem investasi berkelanjutan. Pallavi menegaskan forum ini sebagai momentum penting menuju penyusunan Indonesia Business and Biodiversity Action Plan. "Masukan yang dibagikan hari ini sangat berharga untuk memastikan bahwa rencana aksi yang disusun benar-benar mencerminkan tantangan dan peluang yang dihadapi dunia usaha, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif terhadap alam di Indonesia," ujarnya.

Forum ini menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati ke dalam pembangunan ekonomi nasional. Acara ini juga memberikan masukan awal bagi penyusunan Indonesia Business and Biodiversity Action Plan, yang akan menjadi peta jalan kolaboratif bagi dunia usaha dan investor dalam mendukung target nasional keanekaragaman hayati serta transisi Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan dan positif terhadap alam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: