Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Inklusi Keuangan Jadi Kunci Pemerataan Ekonomi

OJK: Inklusi Keuangan Jadi Kunci Pemerataan Ekonomi Kredit Foto: OJK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indeks Inklusi Keuangan Nasional 2025 mencapai 92,74 persen, meningkat dari periode sebelumnya, dengan tingkat literasi keuangan sebesar 66,46 persen. Capaian tersebut melampaui standar rata-rata global menurut OECD/INFE 2023 yang berkisar 60–63 persen. Data ini dirilis dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menjadi acuan pengembangan kebijakan sektor jasa keuangan di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan peningkatan literasi dan inklusi keuangan memiliki peran penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi nasional.

"Dan bagaimana inklusi keuangan itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi ada satu survey yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dulu, bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan di seluruh negara, berhubungan pasti dengan tingkat kesejahteraan. Jadi untuk sebagai kepala daerah, tentu saja tujuan utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat bukan sendirian," jelas Friderica di Purwokerto, dikutip Senin (20/10/2025).

Baca Juga: OJK Perketat Pengawasan Pinjol, Cegah Dana Mengalir ke Judi Online!

Friderica menegaskan, peningkatan inklusi keuangan tidak sekadar memastikan masyarakat memiliki rekening bank, tetapi juga mendorong pemanfaatan produk keuangan secara produktif, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Dan ini kuncinya adalah salah satu di inklusi keuangan. Bagaimana membuat masyarakat itu bisa menjangkau produk dan jasa layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak hanya menggunakan, misalnya punya rekening, dan lain-lain, tetapi bagaimana itu bisa mengakselerasi, misalnya, UMKM," jelas Friderica.

OJK menilai literasi dan inklusi keuangan yang kuat menjadi fondasi utama dalam memperkuat likuiditas, mengurangi ketimpangan kesejahteraan, dan mendorong pendalaman sektor keuangan. 

“Tidak semua produk keuangan cocok untuk semua orang. Karena itu, literasi menjadi penting agar masyarakat dapat memilih produk sesuai kebutuhan dan kemampuan,” ujar Friderica.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: