Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Menurut Menperin, hal ini menegaskan daya saing dan ketahanan sektor TPT Indonesia yang berkelanjutan dan mampu memberikan posisi menguntungkan bagi Indonesia untuk memanfaatkan pengaturan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat baru-baru ini.
Agus mengungkapkan, di tingkat dunia, Indonesia masuk dalam lima besar produsen tekstil paling efisien. Di subsektor pemintalan benang misalnya, biaya produksi Indonesia mencapai USD2,71 per kilogram, lebih efisien daripada India, Tiongkok, dan Turki, serta setara dengan Vietnam dan Bangladesh. Sedangkan di subsektor pertenunan, Indonesia mencatat biaya USD8,84 per meter, salah satu yang terendah di dunia. Di sektor fabric finishing, biaya produksinya mencapai USD1,16 per meter, lebih rendah daripada sebagian besar pesaing regional.
“Angka-angka tersebut merupakan bukti daya saing global Indonesia dan bisa menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan di masa mendatang,” katanya.
Di era transformasi besar-besaran, tantangan iklim, pergeseran geopolitik, disrupsi digital, dan restrukturisasi rantai pasok, Indonesia percaya bahwa peluang tetap ada. “Dengan sumber daya yang melimpah, kebijakan industri yang adaptif, sumber daya manusia yang terampil, Indonesia kembali menegaskan kesiapannya untuk menjadi mitra tepercaya industri tekstil global dalam membangun pertumbuhan berkelanjutan hingga dekade-dekade berikutnya. Indonesia siap menjadi pusat inovasi, manufaktur, dan pertumbuhan tekstil global,” tegas Menperin.
Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa menyampaikan, konferensi ini merupakan momentum penting para pemangku kepentingan industri tekstil dan fashion seluruh dunia, saling kolaborasi, unjuk inovasi, dan teknologi di tengah ketidakpastian global dan sinergi kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, Jemmy menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang saat ini terus berjuang melahirkan regulasi-regulasi yang ditujukan bagi kepentingan industri padat karya, tekstil, dan produk tekstil domestik. "Dengan kuatnya perlindungan kebijakan pemerintah, maka posisi industri Indonesia akan semakin kuat menghadapi persaingan global yang penuh tantangan perubahan rantai pasok dan perdagangan dunia," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement