Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diterapkan dalam Pembelajaran, AI dan Coding Diharapkan Ciptakan Generasi Kritis

Diterapkan dalam Pembelajaran, AI dan Coding Diharapkan Ciptakan Generasi Kritis Kredit Foto: Cloudera
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mengapresiasi Sekolah Cendekia Harapan di Bali yang telah menerapkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Coding dalam proses pembelajaran.

Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Cendekia Harapan, Bali, Selasa (28/10/2025) dalam rangka meninjau pemanfaatan Kecerdasan Buatan dan Coding yang terintegrasi dengan seluruh proses pembelajaran di sekolah.

Baca Juga: Menko AHY Tegaskan Infrastruktur Tentang Ciptakan Peluang Ekonomi Baru

Dirinya menilai inovasi yang diterapkan Sekolah Cendekia Harapan tersebut merupakan Langkah yang sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

“Saya mengapresiasi sekolah ini telah melakukan pemanfaatan kecerdasan artifisial dan coding dengan baik. Kedua hal tersebut sejatinya telah berintegrasi dengan semua mata pelajaran, dan tidak mengekslusifkan salah satu mata pelajaran. Pendekatan ini tentunya sangat tepat dengan menempatkan keduanya sebagai sebuah alat pendukung, seperti pengerjaan tugas sekolah dan pengawasan dalam sistem ujian,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen, Kamis (30/10).

Wamen Atip menambahkan bahwa teknologi seharusnya hadir untuk memperkuat proses belajar, bukan menjadi tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri. Penerapan AI dan coding menjadi sebuah pendekatan baru dalam pembelajaran yang menempatkan teknologi sebagai alat bantu untuk memperdalam pemahaman dan menumbuhkan daya kritis siswa.

“Sekolah Cendekia Harapan menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat mendorong sekolah beradaptasi dengan kemajuan teknologi tanpa meninggalkan nilai kemanusiaan. Melalui integrasi coding dan AI, sekolah diharapkan mampu membentuk generasi pembelajar yang kritis, kreatif, serta siap menghadapi tantangan era digital,” pungkas Wamen Atip.

Selanjutnya, selaku Ketua Yayasan SMP Cendekia Harapan, Lidia Sandra, mengungkapkan salah satu praktik baik penerapan AI dan Coding dalam bentuk Live In Program. Program ini melatih peserta didik untuk dapat hidup mandiri dan berkontribusi di masyarakat. Para siswa dilatih tinggal di desa tanpa gadget dan uang saku, bekerja bersama keluarga asuh, serta mengidentifikasi masalah nyata di lingkungan tempat tinggal untuk kemudian mencari solusi berbasis teknologi.

“Paradigma lama membaca, menulis, dan berhitung kini bergeser menjadi human literacy, technology literacy, dan data literacy. Pergeseran ini bukan sekadar menambah konten, tetapi rekonstruksi mendasar tentang apa yang harus dikuasai generasi mendatang,” jelas Lidia.

Penerapan AI dan Coding juga turut dijelaskan oleh salah satu guru sekaligus pembuat sistem teknologi, Timothy Dillan. Menurutnya, tantangan  dalam penerapan AI dan coding di sekolah berada pada  perlunya panduan nasional tentang kolaborasi manusia dan AI (Human–AI Collaboration) yang dapat membantu guru merancang pembelajaran dan asesmen yang seimbang antara penggunaan teknologi dan pendampingan manusia.

“Kami sudah menyusun panduan internal berbasis siklus Plan–Do–Check–Act (PDCA), namun kami juga masih memerlukan dukungan dari pusat sebagai panduan secara nasional. Panduan berupa video pembelajaran atau asisten AI dari Kemendikdasmen akan sangat membantu sekolah maupun para guru dalam mengembangkan metode pembelajaran dan transfer ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: