Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat Kinerja Positif hingga Akhir September 2025, PBT dan PATAMI Maybank Naik

Catat Kinerja Positif hingga Akhir September 2025, PBT dan PATAMI Maybank Naik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) mencatatkan kinerja positif pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025.

Dalam periode ini, Laba Sebelum Pajak (PBT) Maybank meningkat 53,9% menjadi Rp1,30 triliun. Sedangkan untuk Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Nonpengendali (PATAMI) mencapai angka Rp989 miliar, naik 77,3%.

Baca Juga: BNI Dukung Diaspora RI Bawa Cita Rasa Nusantara ke Kancah Global

Malansir dari siaran pers Maybank, peningkatan PBT dan PATAMI pada sembilan bulan 2025 ini didukung oleh pendapatan operasional yang menguat, beban overhead yang terkendali, serta biaya provisi yang turun signifikan.

Pendapatan bunga tumbuh 3,2%, ditopang oleh peningkatan imbal hasil terhadap loan average balance dan portofolio surat berharga, serta penerapan pricing yang disiplin. Beban bunga tetap tinggi sehubungan dengan komposisi dana mahal yang lebih besar, sehingga Pendapatan Bunga Bersih (NII) naik 0,8% menjadi Rp5,37 triliun. Marjin Bunga Bersih (NIM) tertekan 16 bps Y-o-Y menjadi 4,3% pada sembilan bulan 2025.

Pendapatan nonbunga (NOII) meningkat 10,7% menjadi Rp1,58 triliun, didukung utamanya oleh pendapatan Global Markets (GM) yang naik signifikan sebesar 618,3% menjadi Rp300 miliar yang disumbang dari perdagangan valas dan efek. Secara keseluruhan, gross operating income meningkat 2,9% menjadi Rp6,95 triliun.

Maybank Indonesia terus memperluas portofolio kredit segmen utama yakni UKM, korporasi lokal skala besar dan ritel. Berkat upaya ini, kredit ritel dan nonritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 7,8% menjadi Rp86,05 triliun.

Kredit CFS Nonritel naik 10,1% menjadi Rp38,43 triliun, didukung pertumbuhan kredit komersial (Business Banking) sebesar 18,5%, diikuti kredit SME+ yang tumbuh 6,4%, dan Retail SME (RSME) yang naik 4,3%.

Kredit CFS Ritel meningkat 6,1% menjadi Rp47,62 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 9,6% pada pembiayaan otomotif, 2,4% pada kredit konsumer (Kartu Kredit dan KTA), serta 2,1% pada kredit pemilikan rumah (KPR).

Kredit segmen Global Banking (GB) untuk Korporasi Lokal Skala Besar terus mempertahankan momentum pertumbuhan yakni sebesar 7,7% menjadi Rp11,88 triliun. Bank menerapkan strategi rebalancing pada portofolio GB sehubungan dengan low-yielding corporate loans yang turun 29,8%, sehingga total kredit GB turun 19,3%.

Sejalan dengan rebalancing, total kredit yang disalurkan Bank mengalami penurunan sebesar 1,6% menjadi Rp120,42 triliun. Namun demikian, total kredit ini telah ditopang oleh kinerja segmen CFS ritel dan nonritel yang kuat. 

Pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp3,96 triliun, naik 7,0% Y-o-Y, didorong utamanya oleh pembiayaan pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan yang meningkat 56,1% menjadi Rp338 miliar, serta pembiayaan transportasi ramah lingkungan yang tumbuh 72,0% menjadi Rp314 miliar. Pembiayaan berkelanjutan ini mencakup 20,1% dari total kredit Bank (Bank saja).

Total aset meningkat 4,6%, didorong oleh kenaikan sebesar 28,8% pada aset produktif lainnya, terutama dari portofolio surat berharga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: