Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Turun, Reli Saham Chip Mulai Kehilangan Tenaga

Bursa Asia Turun, Reli Saham Chip Mulai Kehilangan Tenaga Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia anjlok signifikan pada perdagangan di Jumat (7/11). Kepercayaan investor atas reli besar saham kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor terguncang dan mereka mulai berpikir hal tersebut mungkin telah mencapai puncak jangka pendek.

Dilansir Senin (10/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Semua indeks mencatatkan penurunan yang signifikan dalam sesi kali ini:

  • Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,92% ke 26.241,83
  • CSI 300 (China): Turun 0,31% ke 4.678,79
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,25% ke 3.997,56
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,19% ke 50.276,37
  • Topix (Jepang): Turun 0,44% ke 3.298,85
  • Kospi (Korea Selatan): Turun 1,81% ke 3.953,76
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 2,38% ke 876,81

Guncangan pekan lalu membuat investor menyoroti sejumlah kerentanan, termasuk ketergantungan tinggi pada investor ritel, lemahnya persebaran sektor dalam reli, serta ketidakpastian waktu pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).

“Pelemahan pekan lalu mengingatkan bahwa struktur pasar Asia lebih rentan,” kata Kepala Strategi Investasi Saxo Markets, Charu Chanana.

“Koreksi lanjutan kemungkinan masih akan terjadi. Valuasi masih terlalu tinggi, dan pasar chip Asia akan tetap volatil," tambahnya.

Asia sendiri naik ditopang sektor teknologi yang mengungguli pasar saham dari Amerika Serikat (AS). Hal itu karena saham-saham teknologi dari kawasan ini memiliki valuasi yang lebih murah dan euforia atas terobosan akal imitasi asal China.

Namun, penguatan dolar kini menekan saham-saham chip kawasan dan mendorong arus modal kembali ke aset dari AS.

Keterlambatan pemangkasan suku bunga juga menghapus salah satu penopang utama reli global, memaksa investor menilai ulang prospek sektor teknologi.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Saham RI Cetak Rekor Baru, Tembus Rp15.560 Triliun

Dari Negeri Paman Sam, kebijakan ekspor chip yang lebih ketat serta perubahan suku bunga global menjadi pengingat bahwa tren panas seperti akal imitasi dapat dengan cepat kehilangan momentum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: