Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Menguat Tipis Jelang Rilis Data Ekonomi AS

Dolar Menguat Tipis Jelang Rilis Data Ekonomi AS Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) mempertahankan penguatan tipis pada Selasa (18/11.) Hal ini terjadi ketika investor menantikan sejumlah data ekonomi untuk mencari sinyal mengenai langkah kebijakan dari Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Rabu (19/11), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, naik 0,02% menjadi 99,55.

Baca Juga: Jepang Akan Naikkan Suku Bunga Secara Bertahap

Data Federal Reserve Cleveland menunjukkan 39.000 warga menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada bulan lalu.

ADP Research di sisi lain mengungkapkan bahwa pemberi kerja memangkas rata-rata 2.500 pekerjaan per minggu sepanjang empat minggu yang berakhir pada 1 November.

Temuan tersebut muncul di tengah kekhawatiran investor mengenai melemahnya ekonomi dan memudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga dari AS.

“Semua ini tentang data yang hilang. Saya sama sekali tidak iri pada The Fed. Mereka terjebak,” kata Pakar Strategi Teknikal Senior StoneX, Michael Boutros.

“Melihat kondisi pasar di atas kertas, tidak ada justifikasi untuk pemangkasan suku bunga saat ini," tambahnya.

Sejumlah analis turut menyoroti meningkatnya risiko intervensi valuta asing yang dapat menahan penguatan dolar, meskipun peringatan verbal dari otoritas belum mengindikasikan tindakan dalam waktu dekat.

Investor kini fokus pada laporan ketenagakerjaan yang tertunda dan dijadwalkan rilis pekan ini untuk mencari sinyal potensi tindakan dari The Fed.

“Belakangan ini muncul komentar bahwa pasar tenaga kerja mungkin lebih lemah dibandingkan data yang terlihat. Itulah yang sedang dicoba pasar untuk ditafsirkan,” ujar Boutros.

“Pertanyaannya, apakah itu mengalahkan inflasi persisten yang masih kita lihat?” ungkapnya.

Di The Fed, perdebatan kebijakan kembali mencuat. Gubernur The Fed, Christopher Waller terus menguatkan argumen untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Sementara Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson menilai bank sentral perlu melangkah perlahan.

Adapun Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin mengatakan ia berharap data yang akan dirilis serta wawancara dalam komunitas dapat membantu memperjelas arah ekonomi.

Baca Juga: Elite Pejabat The Fed Berikan Sinyal Arah Suku Bunga di Desember

Pasar uang saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin bulan depan berada di kisaran 51%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: