Kredit Foto: Uswah Hasanah
Pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang semakin terbuka peluangnya diperkirakan memberi ruang bagi perbankan nasional memperkuat pertumbuhan, seiring dorongan stimulus fiskal pemerintah pada akhir 2025 hingga 2026.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menyampaikan, keputusan The Fed pada pertemuan 10 Desember akan sangat ditentukan oleh perkembangan data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang kini menunjukkan tren pelemahan.
Batara menjelaskan, tingkat pengangguran AS yang berada di 4,3% berpotensi naik ke sekitar 4,7% pada November. Ia menilai perubahan ini menandai pergeseran dari kondisi low hiring, low firing menjadi low hiring disertai peningkatan pemutusan hubungan kerja.
“Kalau dia naik dari 4,3% ke 4,7% ini sudah mulai mendekati titik yang disebut non-linear growth in unemployment,” ujarnya, dikutip Jumat (21/11/2025).
Baca Juga: Peluang Makin Kecil, Investor Ragu The Fed Pangkas Suku Bunga di Desember 2025
Menurut Batara, kondisi tersebut dapat memperkuat argumen pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember, meskipun pandangan anggota komite kebijakan masih terpecah.
“Dari 12 MPC members itu kan tiga dovish. Dan tiga adalah open pada situation. Jadi belum dari 12 itu united untuk a cut in December,” tuturnya. Ia menambahkan pasar saat ini menilai peluang pemangkasan masih seimbang atau “50–50 pricing”.
Batara menekankan bahwa lonjakan pengangguran hingga melampaui 5% berpotensi memicu Samh rule, yang kerap menjadi sinyal perlambatan ekonomi lebih tajam. Karena itu, data tenaga kerja yang dirilis sebelum pertemuan FOMC akan menjadi indikator utama arah kebijakan moneter global yang mempengaruhi cost of fund perbankan Indonesia.
Baca Juga: Risalah The Fed Dorong Penguatan Dolar AS
Dari sisi domestik, Batara menilai rangkaian stimulus fiskal pemerintah dan kebijakan suku bunga stabil akan menopang ekspansi industri perbankan. Ia merujuk proyeksi pemerintah dan Bank Indonesia yang menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada 2025–2026.
“Akan banyak sekali stimulus-stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian,” kata Batara.
Upaya tersebut, lanjutnya, menjadi bagian dari strategi pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga likuiditas, mendorong permintaan kredit, dan memperkuat ketahanan sektor keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement