Mengimplementasikan AI dalam Layanan Jenius, SMBC Indonesia Prioritaskan Data Protection
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) menegaskan bahwa perlindungan data dan keamanan nasabah menjadi prioritas utama dalam operasional layanan perbankan, termasuk di layanan bank digital, Jenius.
Head of Digital Banking SMBC Indonesia, Irwan Tisnabudi, menyatakan bahwa pengamanan data merupakan fondasi penting di tengah peningkatan penggunaan teknologi dan perluasan adopsi kecerdasan buatan (AI) di industri keuangan.
Irwan menekankan bahwa aspek keamanan tidak dapat dilepaskan dari strategi digital bank.
“Mengenai data protection, mengenai customer protection itu menjadi hal yang kritikal dan sangat penting yang selalu kita jaga,” ujar Irwan dalam SMBC Indonesia Tech Connect di Jakarta (24/11/2025).
Baca Juga: SMBC TechConnect Soroti Bahaya dari AI, Ternyata Bukan Menggantikan Pekerjaan Manusia!
Ia menjelaskan bahwa penguatan proteksi menjadi keharusan karena seluruh proses interaksi di Jenius, mulai dari registrasi hingga transaksi, mengandalkan sistem digital yang harus tetap aman dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam implementasinya, Jenius menerapkan AI di beberapa titik krusial. Pada tahap pra-registrasi, algoritma digunakan untuk menilai kecocokan calon nasabah berdasarkan risk appetite. Saat proses pembukaan akun, sistem liveness biometric dan device intelligence berfungsi memverifikasi identitas serta mendeteksi perangkat yang berpotensi mencurigakan. Menurut Irwan, kedua lapisan ini dibuat untuk mengurangi risiko misrepresentasi identitas yang dapat mengancam keamanan data.
Setelah nasabah aktif, Jenius mengandalkan marketing automation untuk mengatur penyampaian informasi dan penawaran yang relevan tanpa mengorbankan kerahasiaan data pengguna. Di sisi transaksi, AI berperan melalui real-time decision engine yang membantu menentukan kelayakan pengajuan limit pinjaman, serta real-time transaction monitoring yang memantau aktivitas kartu debit maupun kredit guna mendeteksi pola tidak wajar.
Baca Juga: Solusi SMBC Indonesia Tingkatkan Efisiensi dan Daya Saing UKM
Irwan menjelaskan bahwa penolakan transaksi tertentu dapat terjadi jika sistem mendeteksi aktivitas yang tidak sesuai pola penggunaan normal. Langkah tersebut, katanya, dilakukan untuk mencegah potensi kerugian finansial dan memastikan keamanan akses nasabah.
“Ini juga nanti ada improvement yang sudah kita lakukan sehingga itu bisa mendeteksi kemungkinan potensial produk transaksi yang bisa merugikan nasabah dan merugikan bank.” kata Irwan.
Penguatan keamanan digital ini sejalan dengan strategi SMBC Indonesia yang menempatkan teknologi sebagai akselerator inovasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement