- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Ada Insiden, Freeport (PTFI) Ungkap Tambang Kucing Liar Bakal Dikeruk 2029
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan operasional tambang bawah tanah terbaru perusahaan, yakni Tambang Kucing Liar bakal mundur dari target awal.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menyampaikan bahwa pembangunan tambang bawah Kucing Liar, mengalami penyesuaian waktu operasional.
Proyek yang sebelumnya dijadwalkan mulai berproduksi pada 2028 kini diperkirakan mundur sekitar satu tahun. Tony menjelaskan mundurnya operasional dikarenakan insiden yang terjadi di Grasberg Block Cave (GBC).
Baca Juga: Pengamat Nilai Dorongan Bahlil agar Freeport Serap Konsentrat Amman Tepat
“Kucing liar ini dia akan mulai tadinya kita rencanakan untuk bisa dimulai di tahun 2028. Namun akan mundur kira-kira satu tahun (ke 2029),” kata Tony saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).
Dengan demikian, produksi perdana dari tambang bawah tanah keempat di kompleks pertambangan Freeport tersebut diproyeksikan baru dapat dimulai pada 2029.
Tony menegaskan bahwa meski mengalami penundaan, pengembangan Tambang Kucing Liar tetap menjadi proyek strategis perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan kapasitas produksi jangka panjang.
“Dan tentu saja dengan ini akan bisa mencapai perolehan logam yang lebih tinggi dari yang ada sekarang,” tambahnya.
Baca Juga: Bahlil Dorong Freeport Serap Konsentrat AMMAN
Produksi 2026 Diproyeksikan Turun
Sebelumnya, PTFI memproyeksikan produksi emas pada tahun 2026 akan mencapai 26 ton atau turun dari proyeksi awal yang berada diangka 45 ton.
Tony Wenas mengatakan bahwa produksi katoda tembaga dan emas pada tahun 2026 diprediksi mengalami penurunan.
Untuk tembaga, melihat dari rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) tahun 2026 yang diajukan oleh PTFI sejak November lalu dijabarkan bahwa target produksi tembaga mencapai 700.000 ton.
"Kalau di RKAB yang lama yang sudah kita revisi dan sudah kita sampaikan ke kementerian ESDM pada pertengahan November yang lalu. Dari rencana 700 ribu ton katoda tembaga Itu di 2026 kita hanya akan memproduksi 478 ribu ton katoda tembaga atau hanya 68 persen-nya," kata Tony saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Bahlil Lempar Sinyal Big Gossan dan DMLZ Freeport Akan Segera Aktif, Grasberg Masih Ditutup
Selain katoda tembaga, Tony menyampaikan bahwa produksi emas PTFI pada tahun 2026 juga mengalami penurunan. Dirinya menjelaskan, dari target awal 45 ton akan menjadi 26 ton dalam RKAB 2026 yang sudah direvisi.
"Dan ini semuanya akan dikonsumsi oleh PT Antam. Tidak ada rencana untuk mengekspor emas," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement