Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Enam Saham Disuspensi Berjamaah Imbas Harga Naik Tajam

Enam Saham Disuspensi Berjamaah Imbas Harga Naik Tajam Kredit Foto: Unsplash/Denise Chan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menjatuhkan suspensi terhadap saham-saham yang mengalami kenaikan beruntun dalam waktu singkat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya cooling down untuk melindungi investor dari potensi risiko akibat pergerakan harga yang terlalu agresif.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) pada tanggal 26 November 2025," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi, Yulianto Aji Sadono. 

Saham NRCA memang tengah mencuri perhatian. Pada perdagangan Selasa (25/11), harganya ditutup menguat 24,80% ke Rp1.560, naik 27,87% dalam sepekan, dan melesat 105,26% dalam sebulan.

Baca Juga: Perusahaan Happy Hapsoro Jual 1,49 Miliar Saham BUVA

Tak hanya NRCA, BEI juga menghentikan sementara perdagangan beberapa saham lain yang menunjukkan lonjakan harga serupa. PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA) ikut disuspensi setelah ditutup menguat 9,09% ke Rp108, dengan kenaikan 36,71% dalam sepekan dan 96,36% dalam sebulan.

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) turut masuk daftar setelah melesat 20,09% ke Rp1.375, yang membawa kenaikannya menjadi 51,93% dalam sepekan dan 109,92% dalam sebulan. Saham PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) ditutup naik 3,73% ke Rp334, dengan performa 4,38% dalam sepekan dan 85,56% dalam sebulan.

Saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI) melejit 8,70% ke Rp10.000, mengukuhkan kenaikan 24,61% dalam sepekan dan 101,21% dalam sebulan. Terakhir, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menguat 18,67% ke Rp3.940, dengan pertumbuhan mencolok 79,09% dalam sepekan dan 187,59% dalam sebulan.

Baca Juga: IHSG Tersungkur, Asing Buang Rp1,2 Triliun Saham BBRI

"Penghentian sementara perdagangan saham tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya," ujar Yulianto. 

Ia juga mengingatkan seluruh pihak untuk selalu mencermati keterbukaan informasi yang disampaikan emiten agar keputusan investasi tetap didasarkan pada data yang akurat dan terpercaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: