Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dana JETP Masuk ke Indonesia US$ 3,1 Miliar, Ini Daftar Proyek yang Menikmatinya

Dana JETP Masuk ke Indonesia US$ 3,1 Miliar, Ini Daftar Proyek yang Menikmatinya Kredit Foto: Dok. BPMI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pendanaan transisi energi dari skema Just Energy Transition Partnership (JETP) yang berhasil dimobilisasi untuk Indonesia telah mencapai US$ 3,1 miliar, setara sekitar Rp 51,8 triliun. Jumlah ini berasal dari komitmen awal sebesar US$ 20 miliar yang disepakati Indonesia bersama negara dan lembaga mitra transisi energi.

JETP merupakan skema pendanaan internasional yang dirancang untuk membantu negara berkembang mempercepat peralihan dari pembangkit fosil utamanya PLTU batu bara ke energi terbarukan. Dalam kerja sama ini, negara mitra menyediakan pendanaan, pinjaman lunak, investasi swasta, dan dukungan teknis, sementara negara penerima menyiapkan kebijakan dan proyek transisi energi yang layak dijalankan.

Struktur JETP Indonesia melibatkan dua kelompok besar. Kelompok negara pemberi dukungan finansial dan teknis berada di bawah International Partner Group (IPG) yang terdiri atas Jepang, Jerman, Inggris, Kanada, Italia, Prancis, Denmark, dan Uni Eropa. Dukungan teknis dan pendanaan juga datang dari berbagai lembaga internasional seperti GFANZ, ADB, World Bank, KfW, dan GIZ.

Baca Juga: Menko Airlangga Dorong Sinergi Optimalkan Potensi Ekonomi RI

Di mana, GFANZ mendukung mobilisasi investasi sektor swasta untuk energi bersih. ADB berperan dalam pendanaan proyek transisi energi termasuk pensiun dini PLTU, sementara World Bank dan KfW memberikan dukungan dalam bentuk pembiayaan dan asistensi kebijakan. GIZ terlibat dalam penyediaan bantuan teknis untuk berbagai program transisi energi.

“Dan dana yang dari US$ 20 billion (komitmen awal JETP ke RI) yang sudah dimobilisasi adalah US$ 3,1 miliar,” ujar Airlangga di Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Airlangga menjelaskan sejumlah proyek yang saat ini berada dalam pipeline pendanaan JETP. Ia menegaskan bahwa beberapa inisiatif telah memasuki tahap implementasi awal.

“Beberapa project yang sudah ada adalah Green Corridor Sulawesi, program De-dieselisasi, kemudian program Geothermal di Sumatera, kemudian dengan kombinasi AZEC juga ada project Waste to Energy,” jelasnya.

Baca Juga: IEEFA: Lonjakan Biaya 48% Desak Indonesia Pensiunkan PLTU Tua

Pemerintah menyebut meningkatnya komitmen pendanaan internasional menjadi bukti bahwa Indonesia dianggap sebagai mitra yang kredibel dalam mempercepat transisi energi. Komitmen yang semula US$ 20 miliar kini bertambah menjadi US$ 21,4 miliar, termasuk dukungan baru dari negara maupun lembaga keuangan internasional.

Airlangga juga menyoroti permintaan JETP terkait jenis proyek yang perlu diprioritaskan Indonesia. Mitra internasional mendorong percepatan program yang berpotensi memberikan pengurangan emisi signifikan dalam waktu relatif cepat.

“Mereka meminta agar pertama prioritisasi daripada Solar Rooftop. Yang kedua terkait dengan rencana lanjutan daripada renewable energy yang lain,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa percepatan proses tender menjadi penting untuk mendukung rencana besar PLN dalam RUPTL 2025–2034 yang menetapkan target 69,5 gigawatt dengan 76% proyek berasal dari energi baru terbarukan. Pemerintah menilai proyek yang memiliki kesiapan tinggi harus segera difinalisasi agar pendanaan JETP dapat diserap dan diimplementasikan secara efektif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: