
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kerangka pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang diinisiasi oleh negara G7 tetap berlanjut meski Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengundurkan diri.
"Walaupun Amerika mengundurkan diri. Jadi ini komitmen untuk JETP dilanjutkan, dan targetnya adalah untuk mendukung transisi energi di Indonesia menuju Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Dijelaskan Airlangga, selain dukungan dari JETP, organisasi internasional seperti Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), Bank Dunia, dan Uni Eropa juga berkomitmen mendukung inisiatif pendanaan transisi energi tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Bentuk Satgas Transisi Energi, JETP Bakal Gelontorkan Dana US$1,1 Miliar
Dengan masih adanya dukungan dari berbagai skema pendanaan global, komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% pada 2030, sebagaimana tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), tetap tidak berubah.
"Indonesia tetap menetapkan target 31,89% (E-NDC) secara mandiri, hingga 43% apabila mendapatkan dukungan financial internasional di tahun 2030," tambahnya.
Untuk mencapai target tersebut, Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH).
Baca Juga: Jerman Gantikan AS, Hashim Tarik Omongan JETP Program Gagal
"Berdasarkan keputusan Menko Perekonomian Nomor 141/2025, satgas ini dibentuk memiliki empat kelompok kerja utama, yaitu energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembangan sosial ekonomi dan sumber daya manusia," tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan bahwa dari implementasi JETP, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan komitmen sebesar USD1,1 miliar.
Ia merincikan bahwa sembilan proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara 45 proyek lainnya menerima hibah senilai USD233 juta.
"Dan International Partners Group (IPG) juga telah mengamankan jaminan senilai USD1 miliar melalui Multilateral Development Banks (MDB) Guarantee untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi energi bersih," pungkas Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement