Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Danantara diposisikan sebagai instrumen strategis negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% guna menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
Peran tersebut ditegaskan Senior Director Business Performances & Asset Optimization PT Danantara, Bhimo Aryanto, dalam paparannya di hadapan civitas akademika Universitas Brawijaya, Sabtu (13/12/2025) menyoroti perlunya kontribusi konkret seluruh pilar ekonomi, termasuk BUMN, untuk mencapai target tersebut.
Bhimo menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama ini berada di kisaran 6–6,4% dinilai belum cukup untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap. Menurutnya, pertumbuhan di level tersebut berisiko membuat ekonomi nasional stagnan, sehingga diperlukan lompatan pertumbuhan hingga 8% secara berkelanjutan.
“Pertanyaannya bukan lagi apakah pertumbuhan 8% itu mungkin, tetapi apa kontribusi masing-masing institusi, termasuk Danantara, sebagai instrumen strategis negara untuk menuju ke sana,” ujar Bhimo.
Ia menegaskan, Danantara tidak hanya berperan sebagai enabler, melainkan sebagai katalis ekonomi yang aktif dalam menggerakkan investasi, memperbaiki kinerja BUMN, serta mendorong penciptaan nilai ekonomi dan sosial secara bersamaan. Dalam konteks ini, Danantara mengelola ratusan entitas BUMN lintas sektor, mulai dari energi, telekomunikasi, pertanian, hingga industri strategis lainnya.
Bhimo mengungkapkan bahwa lebih dari 50% entitas BUMN saat ini masih berkinerja negatif, sehingga menjadi pekerjaan besar bagi Danantara untuk melakukan restrukturisasi, konsolidasi, dan perbaikan fundamental bisnis. Ia menekankan bahwa keberlanjutan BUMN hanya dapat dicapai apabila perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang memadai.
“Dalam perspektif bisnis, sustainability itu berarti profitability. Tanpa profit, BUMN tidak bisa bertahan, tidak bisa berkembang, dan tidak bisa memberi dampak bagi bangsa,” kata Bhimo.
Sebagai bagian dari strategi mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi, Danantara mendorong industrialisasi sederhana namun berdampak luas, penguatan kelompok usaha nasional, serta percepatan investasi, khususnya di sektor-sektor yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, fleksibilitas alokasi modal yang kini dimiliki Danantara disebut memungkinkan pendanaan proyek strategis dilakukan lebih cepat dibandingkan skema BUMN sebelumnya.
Bhimo juga menekankan pentingnya produktivitas dan inovasi berbasis teknologi untuk meningkatkan daya saing nasional. Efisiensi biaya melalui pemanfaatan teknologi, termasuk sistem digital dan cloud-based, dinilai menjadi faktor kunci dalam memperkuat kinerja keuangan dan daya saing perusahaan negara.
Baca Juga: Purbaya Tolak Keinginan Bos Danantara untuk Hapus Tagih Utang Pajak BUMN
Dengan pendekatan tersebut, Danantara diharapkan mampu menjadi motor penggerak transformasi BUMN sekaligus pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional menuju target 8%, sejalan dengan agenda pembangunan jangka panjang pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement