WE Online, Pekanbaru - Jumlah titik panas di Pulau Sumatera meningkat signifikan pada Kamis (20/8/2015) dari sebelumnya 672 titik menjadi 720 titik tersebar di berbagai wilayah.
Titik panas tersebut terpantau melalui Satelit Modis yang menggunakan sensor Terra dan Aqua, kata Analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Riau, Slamet Riyadi kepada pers di Pekanbaru.
"Khusus di Riau juga mengalami peningkatan. Kalau sebelumnya (Rabu 19/8) ada 84 titik, Kamis pagi ini sudah ada sebanyak 94 titik," katanya lewat telepon.
Ia menjelaskan, menurut pantauan satelit, sejumlah daerah di Sumatera dominan mengalami peningkatan jumlah titik panas (hotspot) termasuk Sumatera Selatan yang menjadi "penyumbang" terbesar dari sebelumnya 302 titik saat ini menjadi 317 titik.
Begitu juga dengan Jambi, kata Slamet sebelumnya masih terdeteksi 224 titik panas dan saat ini meningkat jadi 247 titik. Namun untuk beberapa wilayah lainnya, dmeikian Slamet, jumlah titik panas ada yang tetap sama dengan sebelumnya. Seperti di Bangka Belitung masih sebanyak 24 titik panas, Sumatera Barat sebanyak 4 titik, Bengkulu 7 titik, di Sumatera Utara ada sebanyak 3 titik dan Kepri terdapat satu titik panas.
Sementara itu untuk di wilayah Lampung, kata dia justry terjadi penurunan jumlah titik panas yakni dari sebelumnya ada 26 titik, pagi ini menjadi 21 titik.
Slamet Riyadi mengatakan, khusus di Riau, dari 94 titik panas yang terdeteksi satelite, sebanyak 58 titik memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen bahwa itu merupakan peristiwa kebakaran lahan.
Ia melanjutkan, sebanyak 94 "hotspot" tersebut tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota. Di antaranya yang terbanyak adalah Indragiri Hulu dan Pelalawan masing-masing 38 titik dan 24 titik panas.
"Disusul Indragiri Hilir yakni 11 titik, Kampar 8 titik, Kuantan Singingi 7 titik, serta Bengkalis dan Rokan Hulu masing-masing ada 2 titik panas," katanya.
Kata dia, jumlah titik panas paling sedikit berada di Kabupaten Siak dan Meranti masing-masing satu "hotspot". Ia mengatakan, meningkatnya jumlah titik panas tersebut menyebabkan sejumlah wilayah di Riau saat ini masih terselimuti kabut asap dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Hasil pantauan, di Pekanbaru kabut asap tampak lebih pekat dibandingkan sebelumnya. Namun dikabarkan hal tersebut belum berdampak buruk pada aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Advertisement