WE Online, Jakarta - Chief Technology Officer (CTO) Snapcart Laith Abu Rakty menilai apa yang dilakukan aplikasinya merupakan bagian dari upaya perusahaan menjawab tantangan teknologi yang kompleks.
"Ini merupakan tantangan teknologi yang kompleks. Kami membangun sebuah ekosistem yang memproses ribuan format struk belanja di mana big data merupakan komponen kunci. Ini memberikan kami kemampuan untuk memahami konsumer dan perilaku mereka dari informasi kolektif, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin," sebutnya, belum lama ini.
Snapcart menyediakan sebuah platform bagi brand untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan konsumen. Platform ini memungkinkan brand yang bekerja sama dengan Snapcart untuk mengetahui pola belanja para konsumen sehingga maupun mendorong dan mengotomatisasi pembelian selanjutnya.
Menurut laporan dampak pelanggan RightNow, 86 persen konsumen akan membayar hingga 25 persen lebih untuk pengalaman pelanggan yang lebih baik.
"Di pasar Fast Moving Consumers Goods (FMGC) yang sangat dinamis. Kami secara tradisional tidak memiliki visibilitas kegiatan yang mendorong penjual ritel kami. Ketika kita menjalankan kegiatan tertentu, baik itu promosi konsumen, offline atau kampanye branding online. Kita dapat melihat keseluruhan penjualan naik, namun sangat sulit untuk menentukan hal ini hingga ke tingkat konsumer individu," tegas Direktur Unit Bisnis Confectionery dari Nestle Rully Gumilar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement