Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Rumput Laut Nusa Peninda Menjerit

Warta Ekonomi -

WE Online, Nusa Penida - Petani rumput laut di Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali menjerit, karena rumput laut yang menjadi tumpuan harapan semakin murah.

"Harga rumput laut semakin lesu jenis spynusum hanya laku Rp3000/kilogram sedangkan katoni Rp 7.000/kilogram yang sebelumnya Rp10.000/kg," kata I Nyoman Sudastra, seorang petani asal Desa Semaya, Nusa Penida, Kamis (10/12/2015).

Ia mengatakan, selain harganya murah, produksi rumput laut yang dihasilkan juga menurun, akibat pengaruhi cuaca panas yang berkepanjangan.

Kondisi demikian menyebabkan suhu air laut naik, padahal pengembangan rumput laut sangat tergantung suhu air laut, ujar I Nyoman Sudastra.

Menurut I Nyoman Landep dari unit pelayanan dan pengembangan Kabupaten Klungkung harga matadagangan rumput lut kini semakin anjlok.

Cuaca menjadi penyebab turunnya produksi rumput laut, pada tahun 2015 mengalami penurunan hingga 30 persen. Menurutnya, anjloknya harga rumput laut Nusa Penida juga dipengaruhi hasil produksi daerah di luar Bali seperti di Sulawesi yang produksinya sangat bagus.

Masyarakat setempat yang sebagian besar menggantungkan harapannya pada komoditas rumput laut kini mengeluh, karena harga sangat murah.

Padahal rumput laut Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memiliki kualitas bagus yang ditampung oleh pengusaha dari Surabaya, Jawa Timur, setelah melalui memprosesan di ekspor ke Jepang dan Tiongkok.

Harga rumput laut yang menjadi keluhan masyarakat Dusun Semaya Nusa Penida, karena sebagian besar masyarakat setempat mengandalkan mata pencaharian dari pengembangan rumput laut, sehingga dari segi ekonomi sekarang mereka tidak berdaya.

I Made Darman, seorang pengempul rumput laut di Dusun Semaya, Nusa Penida, mengatakan petani rumput laut kini produksinya menurun tajam akibat pengaruh angin yang cukup kencang.

"Setiap hari biasanya saya membeli rumput laut dari petani mencapai 2-3 ton, namun sekarang ini maksimal 700 kg," ujarnya.

I Ketut Jagra, seorang petani rumput laut lainnya menjelaskan, petani akan menghasilkan komoditas rumput laut kualitas bagus ketika merembus angin selatan atau barat.

"Sekarang ini berembus angin timur dan angin utara sehingga membuat hasil panen petani merugi. Kami sering cemas karena rumput laut menjadi tumpuan harapan pendapatan keluarga," ujar Ketut Jagra. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: