Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Pendapat Masyarakat tentang Pemerintahan Jokowi-JK

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Sudah lima bulan Jokowi-JK memerintah sudah banyak tindak tanduk dan kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK yang sangat punya pengaruh terhadap kehidupan masyarakat menengah dan bawah, terutama terhadap kehidupan Ekonomi mereka.

Selain masalah ekonomi, masyarakat menengah dan bawah juga kritis terhadap persoalan sosial, politik, hukum dan keamanan selama Jokowi- JK memerintah. Hal ini terbukti dengan partisipasi masyarakat saat Pilpres yang meningkat dan antusias, baik terlihat langsung atau berkomentar melalui media sosial dan terlihat dalam tim Relawan capres pengumpulan hasil pendapat masyarakat dilakukan secara metode kualitatif dengan wawanxara tatap muka kepada masyarakat yang dijadikan informan dalam penelitian ini.

Adapun informan dari masyarakat kelas menengah terdiri dari masyarakat yang berpenghasilan 5 juta hingga 10 juta perbulan dengan latar belakang sebagai pegawai negeri, guru, pekerja kantor, pemilik toko dengan ukuran sedang, pemilik restoran dengan latar belakang pendidikan paling rendah SMA dengan jumlah 100 informan.

Sedangkan informan dari masyarakat bawah sebanyak 200 orang Dengan latar belakang pendidikan lulusan SMA sampai dengan SD. Dengan pekerjaan sebagai guru, supir taksi, supir angkot, pedagang asongan, tukang ojek, tukang gorengan, tukang bakso, tukang becak, buruh pabrik, petani, nelayan yang semuanya berpendapatan rata rata di bawah 5 juta rupiah.

Informan tersebar dari pedesaan hingga perkotaan kabupaten, provinsi hingga ibukota

Dari para informan disimpulkan terkait Pemerintahan Jokowi- JK sebagai berikut :

1. Kehidupan ekonomi masyarakat menengah akibat kebijakan ekonomi Jokowi - JK sudah tidak bisa lagi menyisihkan pendapatannya sebagai tabungan dan malah sebagian dari mereka harus membongkar tabungan mereka untuk menutupi berbagai tagihan kartu kredit, tagihan kredit rumah, tagihan kredit kendaraan bermotor, akibat pendapatan mereka tergerus oleh mahalnya biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok, transportasi, biaya air bersih, biaya listrik, biaya pendidikan anak dan biaya leisure keluarga perbulan yang hanya jalan-jalan di tempat tempat kuliner yang biasanya hanya menghabiskan 300 ribu meningkat menjadi 600 ribu.

2. Sedangkan masyarakat bawah mengatakan akibat pemerintahan Jokowi, penghasilan mereka menurun hingga 30 persen seperti tukang bakso, tukang mie ayam, tukang ojek, sopir taksi, dan sopir angkot akibat berkurang konsumen mereka dan mahalnya produk dan jasa yang mereka jual.

3. Sementara bagi kelas masyarakat bawah seperti buruh pabrik, UMR mereka sudah makin tergerus hingga 25 persen akibat kebijakan Jokowi yang menambah beban ekonomi buruh makin mahal dan kehidupan keluarga mereka tidak berkualitas akibat banyak keluarga buruh untuk mengatur pendapatan mereka lebih banyak mengkomsumsi nasi dengan lauknya indomie.

4. Terkait masalah hukum selama Jokowi - JK memerintah menurut masyarakat banyak kekacauaan hukum dan ketidaktegasan Jokowi dalam masalah hukum dan merusak hukum tata negara

5. Menurut masyarakat, keamanan sudah makin tidak kondusif dengan banyak-nya aksi begal di berbagai kota dan desa di Indonesia

6. Dalam hal politik luar negeri, Jokowi sangat lemah posisinya dan penakut serta tunduk pada Australia. Politik dalam negeri Jokowi-JK hanya membuat perpecahan di tubuh parpol untuk mendapatkan dukungan yang lebih banyak di parlemen, tetapi menurut masyarakat itu percuma saja malah akan makin membuat Jokowi sebagai boneka saja.

7. Pendapat masyarakat jika Jokowi-JK tidak akan mampu memenuhi janji-janji kampanye.

8. Jokowi-JK sangat pro asing dan lebih layak disebut seperti pedagang dibandingkan seperti Presiden.

9. Masyarakat mengatakan bahwa sudah tidak layak Jokowi memimpin Indonesia dan jika diteruskan maka ekonomi masyarakat semakin sulit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: