WE Online, Mataram - Perusahaan Perdagangan Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat (PPI NTB) mendistrbusikan 16,5 ton gula pasir murah di empat pasar tradisional di Kota Mataram dengan harga tebus Rp12.500 per kilogram.
"Harga Rp12.500 per kilogram itu adalah harga tebus di PPI oleh pedagang, sedangkan harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Rabu (8/6/2016).
Uun saat memantau pendistribusian gula pasir murah di Pasar Pagesangan menyebutkan, empat pasar tradisional yang menjadi lokasi pendistrbusian gula murah adalah Pasar Mandalika, Cakranegara, Pagesangan dan Kebon Roek.
Jumlah yang didistribusi masing-masing pasar meliputi, 9,1 ton untuk sembilan pedagang di Pasar Mandalika, 5,38 ton untuk 55 pedagang di Pasar Pagesangan, 2,1 ton untuk 11 pedagang di Kebon Roek dan 500 kilogram untuk satu pedagang di Cakranegara.
"Gula pasir di Cakranegara memang didistribusikan kepada satu pedagang untuk kemudian didistribusikan ke pedagang lainnya," katanya.
Menurutnya, sebanyak 16,558 ton gula pasir murah itu untuk kebutuhan pedagang selama satu minggu ke depan, sehingga satu minggu lagi PPI kembali akan mendistribusikan dengan jumlah yang sama di empat pasar tersebut hingga harga gula pasir stabil.
"Pendistribusian gula pasir murah ini direncanakan berlangsung sampai 6 Juli 2016, tetapi jika harga gula masih saja tinggi pendistribusikan akan dilanjutkan lagi," katanya.
Sementara untuk pengawasan penjualan gula pasir sesuai HET, Diskoperindag melibatkan kepala pasar dan memasang spanduk yang berisi informasi tentang HET gula pasir sebagai bentuk sosialisasi kepada konsumen.
Dikatakan, pendistribusian gula pasir murah ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menstabilkan harga gula pasir di pasar yang saat ini harga eceran mencapai Rp17.000 per kilogram.
"Diharapkan dengan adanya distribusi gula pasir murah bisa membantu meringankan kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan hingga Lebaran nanti," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga gula pasir disebabkan belum adanya proses penggilingan dari beberapa daerah penghasil gula pasir, karenanya diyakini harga gula pasir akan stabil setelah daerah penghasil berproduksi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: