Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selandia Baru Jadi Kota dengan Hunian Termahal di Dunia

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Agen real estate Knight Frank baru-baru ini merilis Global House Price Index yang menunjukan Selandia Baru berada di puncak tertinggi sebagai kota dengan kenaikan harga rumah tertinggi sepanjang 2015.

        Knight Frank melaporkan harga properti residensial di Selandia Baru, Turki, dan Kanada mengalami lonjakan terbesar dalam setahun terakhir dengan pertumbuhan antara 10 persen hingga mencapai hampir 14 persen. Harga rata-rata rumah di Auckland mencapai NZ$ 1 juta (US$ 743.000) untuk pertama kalinya pada bulan lalu.

        Sementara itu, data yang berbeda menunjukkan harga rumah di kawasan Auckland mengalami kenaikan sebesar 15,9 persen pada tahun lalu atau naik 85 persen dibandingkan dengan puncak pasar properti sebelumnya pada tahun 2007.

        Kenaikan harga rumah di Selandia Baru didorong oleh imigrasi yang kuat, suku bunga rendah dan perumahan yang terbatas. Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) secara konsisten memperingatkan bahwa melonjaknya harga merupakan risiko terhadap stabilitas keuangan.

        Pada 1 Oktober mendatang, aturan baru akan mulai diberlakukan. Aturan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mendinginkan pasar dengan menaikkan uang muka bagi investor properti residensial, sebagai syarat untuk mendapatkan hipotek.

        Pasar properti Selandia Baru adalah satu di antara beberapa pemain bintang di kawasan Asia Pasifik, termasuk beberapa kota di Australia seperti Melbourne dan Sydney. Kenaikan harga rumah di kota ini tidak hanya didorong oleh permintaan domestik, namun juga karena permintaan global yang kuat dari Asia, terutama China.

        "Yang menarik adalah bahwa kita melihat pemerintah dan bank sentral di negara-negara barat mengadopsi beberapa langkah-langkah yang diperkenalkan di Asia untuk mendinginkan pasar properti mereka. Hal ini untuk mengatasi masalah domestik seperti keterjangkauan, mengurangi spekulasi serta mencegah peminjam dan bank untuk memperluas diri mereka sendiri," kata Nicholas Holt, Kepala Riset Knight Frank Asia Pacific, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (8/9/2016).

        Sebagai perbandingan, Taiwan kini berada di bagian bawah peringkat Knight Frank, dengan jatuhnya harga rumah sebesar 9,4 persen sepanjang tahun lalu. Sementara itu, harga rumah di Hong Kong dan Singapura juga mengalami penurunan yang signifikan, menurut Knight Frank.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: