Kredit Foto: Arif Hatta
Perdana Menteri Jepang akan menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan presiden AS terpilih Donald Trump, sejak pemilu pekan lalu.
Mengutip BBC di Jakarta, Jumat (18/11/2016), Shinzo Abe mengatakan bahwa ia ingin 'membangun kepercayaan' dan 'bekerja sama untuk kesejahteraan dan perdamaian dunia', yang disampaikan sebelum memulai kunjungan.
Dalam pertemuan tersebut, Abe akan menekankan pentingnya aliansi antara kedua negara. Abe menyebut, hubungan AS-Jepang adalah inti diplomasi dan keamanan Jepang. Hanya ketika ada kepercayaan, maka aliansi bisa hidup, katanya.
Pertemuan di New York terjadi di tengah kekhawatiran akan arah kebijakan luar negeri AS dengan Jepang sebagai sekutu dekatnya. AS dan Jepang merupakan sekutu terbesar sejak akhir Perang Dunia Dua, ketika AS membantu Jepang membangun ekonominya.
Trump mengatakan Jepang harus membayar lebih untuk mempertahankan pasukan AS di wilayahnya. Ia juga mengecam kesapakatan dagang besar yang dilakukan oleh Presiden Obama dan Jepang serta negara-negara di Lingkaran Pasifik.
Abe akan mengunjungi New York dalam perjalanan ke pertemuan puncak Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Peru.
Namun rincian pertemuan antara kedua tokoh itu belum jelas, bahkan tim transisi Trump menolak menjelaskan pertemuan ini. Sehari sebelumnya para pejabat Jepang mengaku belum tahu kapan atau di bagian New York yang mana pertemuan itu akan diselenggarakan.
Wartawan BBC di Washington, Paul Adams, mengatakan Trump telah melunakkan beberapa retorika kampanyenya yang keras sejak pemilu lalu. Namun hal itu tak menghentikan para pengamat untuk bertanya-tanya apakah kebijakan fundamental AS terhadap Asia setelah perang akan tetap bertahan.
Trump juga belum memilih kabinetnya dan posisi lainnya. Ia membantah bahwa transisinya ke Gedung Putih mengalami kekacauan. Menurut pernyataan tim transisi, Trump dan Wakil Presiden terpilih Mike Pence telah berbicara dengan 29 pemimpin dunia sejak pemilu. Sementara itu, masih belum jelas siapa lagi yang mungkin akan melakukan pertemuan dengan Abe.
Pembicaraan tingkat tinggi jarang diadakan dalam konteks informal. Tokyo ingin meminimalkan ketidakpastian selama penyerahan kekuasaan.
"Kami ingin menjaga aliansi kami dengan Amerika Serikat selama masa transisi," kata seorang pejabat senior kementerian luar negeri Jepang, Tetsuya Otsuru, saat pertemuan itu diumumkan.
Selama kampanye Trump membuat Jepang dan sekutu-sekutu AS lainnya cemas karena Trump telah memungkinkan Jepang untuk menguasai senjata nuklir. Trump juga menuntut sekutu-sekutu AS membayar iuran lebih banyak atas kehadiran pasukan AS di negeri mereka, dan kalau tidak mau, maka AS akan menarik pasukannya dari negara itu.
Abe memiliki pendapat berseberangan dengan Trump dalam berbagai kebijakan kenegaraan, termasuk perdagangan bebas. Meski demikian, keduanya sepakat untuk mengembalikan kejayaan global negara masing-masing dan bertekad menghadapi China serta meningkatkan hubungan dengan Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: