Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pemerintah bakal menggenjot sektor industri di tahun depan. Hal itu disampaikan Darmin saat memberikan sambutan dalam Seminar "Prospek Ekonomi Indonesia 2017: Memetakan Sektor-Sektor Unggulan". Menurutnya, hal yang paling mendesak diperbaiki adalah sektor industri nasional. Sektor ini, ujar Darmin, dari dulu belum terpecahkan solusinya. Kelemahan ini pun berakibat terjadinya defisit transaksi berjalan yang cukup besar dan pastinya sangat mempengaruh pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saat Orde Baru disebut kepanasan mesinnya. Sekarang setelah dipelajari sumbernya, yakni karena kita tidak punya jalur industri dasar dengan turunannya,? kata Darmin di sela Seminar, Balai Kartini, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Darmin meyebut, disektor industri yang akan menjadi perhatian serius adalah industri migas. Beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menstimulasinya adalah dengan cara membangun smelter di dalam negeri agar Indonesia tidak bergantung impor. Selain di sektor migas, kebutuhan akan obat-obatan atau farmasi juga dijanjikan bakal diperhatikan pemerintah.
"Jadi, aneh kalau kita tidak bisa mengembangkan industri ini, justru lebih memilih impor. Itu bukan hanya tidak cerdas, tetapi bodoh. Makanya, jalur ini harus kita kembangkan," tambahnya.
Selain fokus untuk mengembangkan sektor migas dan farmasi, Darmin meyakinkan, mulai tahun depan, pemerintah juga akan memperhatikan industri besi dan baja.
"Itu tinggal pasang, yang susah narik kabelnya. Tetapi, kalau kita tak bisa kembangkan industri besi dan bajanya, kita akan terus impor untuk bangun transmisinya. Sama dengan pabrik obat dan jalur distribusinya. Kita juga punya sumber alam melimpah, seperti minyak dan gas. Ada jalur industri besar yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi impornya meledak karena kita tidak punya jalur besar itu," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Vicky Fadil