Bank Indonesia (BI) mencatat hingga pekan terakhir bulan Januari 2017 ini, laju inflasi cukup tinggi mencapai 0,69 persen. Hal ini akibat kontribusi kenaikan tarif pengurusan administrasi STNK dan BPKB yang sejak awal Januari mengalami lonjakan signifikan terhadap inflasi.
"Angka 0,69 persen itu cujup tinggi ya. Karena terdampak dari kenaikan (pengurusan administrasi) STNK dan BPKB serta kenaikan tarif TDL (tarif dasar listrik). Kontribusi dari STNK ternyata 0,24 persen. Itu tinggi," ujar Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di gedung BI, Jumat (27/1).
Menurut Juda, ke depan kebijakan terkait harga-harga yang ditentukan oleh pemerintah (administered prices) masih akan tinggi. Namun, BI menyarankan agar kenaikannya di waktu yang tepat.
"Intinya penyesuaian itu (administered prices) memang positif bagi fiskal serta untuk kelanjutan kontingensi subsidi. Saya rasa positif. Cuma kenaikan seperti BBM (bahan bakar minyak) harus di saat yang tepat. Yaitu saat inflasi renfah," paparnya.
Sementara itu, kata dia, dari kontribusi kenaikan TDL terhadap inflasi Januari masih rendah yaitu cuma 0,1 persen.
"Karena TDL itu baru kena yang prabayar, sedang untum pascabayar nantinya datanya di Februari. Sejauh ini memang, dampak TDL ke core inflation kecil. Hanya karena kena ke administered price," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: