Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan ke depan potensi sumber daya alam yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus dioptimalkan secara efektif dan efisien, guna mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah setempat.
"NTT terkenal dengan energi sumber daya alam terbarukan untuk pengembangan listrik dan energi lainnya sebagai dasar untuk mengoptimalkan sumber daya alam lainnya, namun belum dioptimalkan dengan baik," katanya di Kupang, kemarin.
Gubernur BI Agus yang saat itu didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Ketua DPrD NTT Anwar Pua Geno serta anggota Komisi XI DPR RI Ferry Kase mengatakan hal itu ketika meresmikan gedung Kantor Perwakilan (KPw) Nusa Tenggara Timur setelah berpindah dari gedung yang lama di Jl. Tom Pello No. 2 ke gedung Kantor baru di Jl. El Tari No.39.
Menurut dia, untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam darat, laut yang ada maka sumber daya manusia harus disipakan serta infrastruktur serta sarana dan prasarana dan kepastian hukum sebgai syarat mutlak bagi investor untuk menanamkan modalnya dalam kaitan dengan optimalisasi sumber daya alam itu.
Selain itu katanya dalam konteks Bank Indonesia sebagai Bank Central, hal penting yang perlu dilakukan kaitannya dengan potensi itu adalah kepercayaan dan keyakinan yang tinggi dari pelaku ekonomi terhadap pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya.
Peningkatan kepercayaan ini kata dia harus didukung reformasi struktural, kebijakan fiskal yang disiplin dan bervisi menengah panjang serta komitmen kebijakan moneter yang konsisten pada stabilitas makroekonomi.
Potensi Kedua, kata dia adalah program Pengampunan Pajak yangsampai 14 November 2016, berhasil mengumpulkan tebusan pajak sebesar Rp94,8 triliun, dengan dana repatriasi sebesar Rp142,7 triliun dan dana deklarasi sebesar Rp3.773,2 triliun.
Melalui basis pajak yang lebih luas, upaya memperlebar ruang fiskal dalam mendukung pembiayaan ekonomi melalui percepatan reformasi perpajakan diharapkan dapat terwujud.
Potensi ketiga, adalah potensi teknologi digital yang berkembang pesat terlihat dari peningkatan kegiatan layanan keuangan digital atau kerap disebut financial technology (Fintech) dan e-commerce.
"Dalam upaya mengoptimalkan ketiga potensi tersebut, perlu adanya keselarasan dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sebelumnya telah dimiliki Indonesia," katanya.
Sementara dari sisi sumber daya manusia, jumlah penduduk yang besar tentunya menjadi pasar potensial dalam menopang permintaan domestik.
"Adanya bonus demografi melalui tingginya populasi penduduk usia produktif dibanding penduduk usia lanjut dan anak-anak juga menjadi potensi dari sisi tenaga kerja basis konsumen di Indonesia," katanya.
Menurut dia, optimalisasi berbagai potensi domestik untuk memperkuat resiliensi perekonomian harus dikembalikan kepada tiga fungsi dasar kebijakan publik, yaitu fungsi stabilisasi, berikut fungsi alokasi, dan fungsi distribusi.
"Ketiga fungsi tersebut perlu didukung penguatan regulasi dari pemangku kebijakan," katanya.
Fungsi stabilisasi yang dilakukan pemerintah melalui peningkatan komposisi belanja modal, serta penguatan fungsi alokasi melalui jaring pengaman sosial perlu untuk diteruskan.
Hal ini katanya guna menopang daya beli lapisan masyarakat menengah ke bawah.(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: