Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur siap menggandeng pemerintah provinsi setempat untuk memperbaiki manajemen usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di wilayah itu sebab potensinya sangat besar.
Kepala BI Perwakilan Jatim Difi ahmad Johansyah di Surabaya, Minggu (29/1/2017), mengatakan bahwa UMKM di Jatim sangat potensi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Dari data Pemerintah Provinsi Jatim, sektor UMKM mampu berkontribusi hingga 59,45 persen dari total Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Jatim yang mencapai Rp1.851 triliun.
Difi mengatakan bahwa pendapatan dari sektor UMKM bisa lebih meningkat jika sistem manajemen dan pemasaran penggarapannya secara maksimal.
"Sebenarnya, UMKM tak ada bedanya dengan perusahaan besar. Oleh karena itu, sistem manajemen dan pemasaran juga harus sebanding dengan perseroan besar agar pendapatan maksimal," katanya.
Oleh karena itu, Difi mengaku siap menggandeng Pemprov Jatim untuk terjun langsung dan mengubah cara berpikir UMKM dalam menjalankan usahanya.
Ia mencontohkan sistem pengeluaran, pemasukan, pajak, hingga perhitungan laba agar setiap uang yang berputar bisa lebih transparan dan membuat laba bersih terlihat jelas.
"Selama ini 'kan sistem keuangan UMKM kurang terorganisasi, mulai dari pengeluaran untuk produksi, pemasukan, laba, hingga pajak itu dicampur dan tak dibedakan secara detail. Apalagi, juga sistem keuangan dipegang hanya beberapa orang. Tidak ada penempatan SDM yang pas dan jelas agar perputaran uang tampak nyata," ucapnya.
Difi membandingkan pemasaran produk UMKM dari Malaysia dan Vietnam yang mudah masuk ke pasar global sebab pengemasan atau packaging dan jaringan pemasarannya sangat kuat.
"Karena packaging yang sangat menarik, pemasaran jadi lebih mudah. Terlebih, Pemerintah mendukung penuh dalam melakukan promosi produk UMKM ke luar negeri," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa sistem manajemen UMKM masih sangat tradisional sehingga memengaruhi kinerja pada sistem pemasaran.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Jamhadi mengatakan bahwa pengemasan produk UMKM di Jatim masih sangat sederhana sehingga membuat hasil UMKM Jatim sulit menembus pasar ekspor.
"Jika packaging sudah memadai, kami dari Kadin siap membantu memasarkan produk ke luar negeri karena yakin bakal diterima positif oleh konsumen," jelasnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: