PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) optimis laba bersih pada tahun ini akan tumbuh hingga 10 persen pada tahun ini. Sementara, laba bersih pada tahun 2016 diperkirakan akan sekitar US$60 juta. Artinya, pada tahun ini laba bersih perseroan akan mencapi US$66 juta.
"Untuk laba bersih tahun 2016, kami masih proses audit, namun kami perkirakan di angka US$60 juta. Kita tunggu saja hasil auditnya selesai. Untuk tahun depan, kami perkirakan laba dapat tumbuh di sekitar 9-10 persen," ujar Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto di Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Ia menambahkan, bahwa selain adanya peningkatan pada pos laba bersih, diperkriakan revenue perusahaan pada tahun ini juga akan tumbuh hingga delapan persen jika dibanding realisasi pada tahun sebelumnya.
"Untuk growth dari revenue, kita perkirakan sekitar 5-8 persen pada tahun ini," tegasnya.
Menurut Iwan, pada tahun ini pihaknya akan menggenjot kapasitas produksi setelah membeli mesin - mesin baru guna mendukung produksi.
"Memang kapsitas produksi di masing-masing divisi itu berbeda. Kalau di benang, kami perkirakan tahun ini akan meningkat dari 564 ribu bal per tahun menjadi 566 ribu bal per tahun. Kemudian di penenunan akan meningkat 100% dari 120 juta m greige menjadi 240 juta m greige per tahunnya. Kemudian di pencelupan dan pencetakan itu akan naik dari 120 juta yar menjadi 180 juta yar per tahun, dan untuk garmen juga akan kita genjot," jelasnya.
Untuk memuluskan rencana serta target perusahaan pada tahun ini, Iwan menyebutkan pihaknya telah menyiapkan dana sekitar US$15 juta. Seluruh dana bersumber dari kas perusahaan.
"Dana itu akan dipergunakan untuk mendukung kegiatan produksi serta maintanence," imbuhnya.
Untuk tahun ini, Iwan menambahkan pihaknya belum akan menggarap pasar baru alias masih akan fokus ke costomer yang sudah ada saat ini. Diketahui, saat ini penjualan produk Sritex lebih dominan ke pasar luar negeri ketimbang domestik.
"Tahun ini, kita masih menggarap pasar yang sudah ada atau belum ada negara tujuan baru. Kita akan fokus meningkatkan kualitas produk. kita ingin membuat produk yang lebih ber-value added," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: