Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bulog: Stok Gula Pasir di Sulselbar Aman Hingga 2 Tahun

        Bulog: Stok Gula Pasir di Sulselbar Aman Hingga 2 Tahun Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -
        Kepala Divisi Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Dindin Syamsuddin mengungkapkan stok gula pasir di daerahnya terjamin aman hingga dua tahun mendatang. Kendati demikian, pihaknya berharap agar persediaan gula pasir tersebut bisa dihabiskan lebih cepat. Sebab, pihaknya khawatir dengan daya tahan puluhan ribu ton gula pasir bila terlalu lama di dalam gudang.?
        Berdasarkan laporan yang diterimanya, stok gula pasir di Sulselbar mencapai 26 ribu ton. Adapun tingkat konsumsi masyarakat daerahnya untuk gula tidaklah begitu besar. Dengan total penduduk 9 juta jiwa, rata-rata konsumsi masyarakat per individu tidak sampai 1 ons. "Stok gula pasir 26 ribu ton itu aman untuk dua tahun. Tapi, lebih cepat habis, ya lebih baik," kata Dindin, kepada Warta Ekonomi, Senin, (24/4/2017).
        Dindin menjelaskan dengan stok gula pasir yang berlimpah tersebut, masyarakat tidak perlu gelisah. Menjelang bulan suci Ramadan, Bulog Sulselbar diakuinya berupaya memastikan stok sejumlah komoditas pangan terjamin agar tidak terjadi gejolak harga di pasar. "Untuk saat ini, komoditas pangan yang aman itu beras, gula pasir dan minyak goreng," ucap mantan Kepala Divre Bulog Lampung itu.
        Berdasarkan data Bulog Sulselbar, seperti halnya stok gula pasir, ketersediaan beras juga aman selama 2 tahun. Stok beras Sulsel per April 2017 mencapai 194 ribu ton. Jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat target penyerapan beras Bulog Sulselbar menembus 418 ribu ton. Kelebihan stok beras itu direspon dengan mengantar-pulaukannya ke sejumlah provinsi, termasuk DKI Jakarta.?
        Khusus untuk minya goreng, Dindin tidak menyebut jumlah pasti stoknya di Gudang Bulog Sulselbar. Namun, pihaknya sudah membeli minyak goreng dalam jumlah besar untuk selanjutnya didistribusikan ke masyarakat. Untuk pengadaan minyak goreng, Dindin mengaku tidak seperti dengan penyerapan beras dan gula pasir yang merujuk pada hasil produksi pertanian. "Untuk minyak goreng, ya sesuai kebutuhan," tutur dia.
        Lebih jauh, Dindin menjelaskan besarnya penyerapan tiga komoditas pangan tersebut di Bulog Sulselbar tidak lepas lantaran digunakan untuk program Rumah Pangan Kita alias RPK. Saat ini, pihaknya terus mensosialisasikan program tersebut agar semakin banyak diiikuti oleh masyarakat. Dari target 2.300 RPK, per April ini tercatat sudah lebih 600 RPK yang terbentuk.?
        Gencarnya upaya Bulog Sulselbar memperbanyak RPK, Dindin mengaku merupakan salah satu bentuk strategi dalam mengendalikan harga komoditas pangan. Bila rumah pangan sudah tersedia di seluruh pelosok daerah, maka dipastikannya tidak bakal terjadi kelangkaan maupun lonjakan harga. Pasalnya, pihaknya memang sudah menetapkan batas harga komoditas pangan yang disalurkannya dan menjamin pasokannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: