Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan trilateral dengan Filipina dan Malaysia untuk membahas perkembangan situasi pascaserangan kelompok teroris di Marawi serta menyepakati upaya kolektif ketiga negara dalam menanggulangi terorisme di kawasan.
"Permasalahan subkawasan merupakan tanggung jawab bersama," ujar Menlu dalam siaran pers yang diterima Antara dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Manila pada Kamis (22/6), Menlu didampingi oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius.
Lewat pernyataan pembukaannya pada pertemuan tersebut, Menlu Retno menekankan bahwa masalah yang kini dihadapi Filipina harus ditangani secara bersama-sama dengan menyelesaikan akar permasalahan terorisme melalui pembangunan sosial ekonomi di kawasan perbatasan ketiga negara.
"Permasalahan terorisme adalah situasi luar biasa yang harus ditangani dengan cara-cara yang juga luar biasa", kata Menlu.
Panglima TNI dalam pernyataannya kepada media usai pertemuan tersebut mengatakan SOP patroli laut bersama Indonesia-Filipina-Malaysia yang ditandatangani di Tarakan pada 19 Juni 2017 dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi upaya bersama menanggulangi terorisme di kawasan perbatasan ketiga negara.
Sementara itu, Kapolri menyampaikan bahwa fenomena serangan terorisme di Marawi, bukan sekadar fenomena lokal, namun telah menjadi ancaman regional dan global. Karena itu, kerja sama operasional yang efektif antara ketiga negara diperlukan untuk menghadapinya.
Pertemuan trilateral yang juga dihadiri oleh Menlu Filipina Alan Peter Schramm Cayetano and Menlu Malaysia Dato' Sri Anifah Aman menghasilkan Pernyataan Bersama Ketiga Menteri Luar Negeri yang antara lain berisi keprihatinan bersama terhadap insiden terorisme dan kekerasan ektrimisme yang baru-baru ini terjadi di Filipina, penegasan kembali komitmen bersama untuk menangani terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya yang dapat mengancam stabilitas di kawasan, serta kesepakatan untuk menyusun Rencana Aksi Bersama guna menangani permasalahan tersebut.
Indonesia dipilih sebagai tuan rumah pertemuan trilateral berikutnya pada Oktober mendatang, yang diharapkan untuk menyepakati Rencana Aksi Bersama.
Meskipun begitu, ketiga negara sepakat bahwa beberapa bentuk kerja sama sudah dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: