Ribuan nelayan yang berada di wilayah pantura timur mulai dari Kabupaten Pati hingga Rembang, Jawa Tengah, berangkat ke Jakarta menuntut diizinkannya kembali kapal cantrang untuk melaut. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Juwana Rasmijan bilang aksi ribuan nelayan dari Pati dan Rembang ini merupakan yang kesekian kalinya setelah sebelumnya ada upaya audiensi dengan berbagai pihak pemerintahan di tingkat pusat.
Aksi tersebut, lanjut dia, tidak hanya diikuti nelayan dari Pati dan Rembang, melainkan seluruh Indonesia. Jumlah nelayan dari Pati, kata dia, sekitar 500-an nelayan yang berangkat ke Jakarta pada Senin (10/7) pukul 15.00 WIB. Sepanjang tiga tahun berjuang, kata dia, nelayan cantrang memang belum membuahkan hasil, meskipun pemerintah berulang kali siap membantu nelayan beralih alat tangkap.
"Kenyataan hingga sekarang, belum juga ada solusi yang menguntungkan untuk nelayan," kata Juwana di Pati, Senin (10/7/2017).
Padahal, lanjut dia, dilarangnya nelayan cantrang menangkap ikan, berdampak pada pengangguran yang cukup besar, karena di Kabupaten Pati saja dengan 200-an kapal cantrang biasanya mempekerjakan 3.000-4.000 orang. Jumlah tersebut, lanjut dia, belum termasuk pekerja bongkar ikan di kapal saat mendarat, serta pekerja di tempat pelelangan ikan (TPI), serta pekerja di sejumlah pabrik pengolahan ikan hasil tangkapan nelayan cantrang.
"Sudah seharusnya, pemerintah meninjau kembali aturan yang melarang penggunakan alat tangkat jenis cantrang yang jumlahnya mencapai 17 jenis alat tangkap, karena benar-benar merugika nelayan," ujarnya.
Selain tidak ada sosialisasi terlebih dahulu kepada nelayan, kata dia, hingga sekarang juga belum ada solusi yang bisa diterima nelayan. Karena per 1 Juli 2017 nelayan cantrang dilarang melaut, kata dia, tidak ada pilihan lain selain harus berdemo ke Jakarta. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: