Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inflasi Volatile Food Terendah dalam 14 Tahun Terakhir

        Inflasi Volatile Food Terendah dalam 14 Tahun Terakhir Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2017 tercatat sebesar 0,71% (mtm) dan secara keseluruhan tahun 2017 mencapai 3,61% (yoy). Angka ini berada dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 4?1% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, sasaran inflasi dapat terpenuhi dalam tiga tahun berturut-turut.

        Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Selasa (2/1/2018), mengatakan, terkendalinya inflasi 2017 didorong oleh rendahnya inflasi inti yang tercatat 2,95% (yoy).

        "Hal ini sejalan dengan konsistensi kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi; rendahnya inflasi volatile food yang tercatat 0,71% (yoy), terendah dalam 14 tahun terakhir, seiring terjaganya pasokan dan distribusi bahan pangan; serta terkendalinya dampak kenaikan berbagai tarif dalam inflasi administered prices yang tercatat 8,70% (yoy)," ujar Agusman.

        Selain itu, lanjutnya, inflasi 2017 juga didukung oleh faktor positif permintaan dan penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal, serta koordinasi kebijakan yang kuat antara BI dan Pemerintah di Pusat maupun Daerah.

        "Inflasi IHK pada Desember 2017 meningkat dibandingkan bulan lalu (0,20%, mtm) sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Desember 2017 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi Desember tiga tahun terakhir sebesar 1,28% (mtm)," paparnya.

        Berdasarkan komponen, meningkatnya inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices di tengah rendahnya inflasi inti.

        Inflasi inti tercatat sebesar 0,13% (mtm), sama dengan bulan lalu. Perkembangan tersebut sejalan dengan terjangkarnya ekspektasi inflasi, masih rendahnya permintaan domestik, nilai tukar yang stabil dan rendahnya harga global. Kelompok volatile food tercatat inflasi sebesar 2,46% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,38% (mtm).

        "Inflasi terutama bersumber dari komoditas beras, ikan segar, telur dan daging ayam ras, cabai merah, tomat, dan cabai rawit. Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) meningkat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,21% (mtm)," terang Agusman.

        Perkembangan tersebut terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif kereta api, dan angkutan antarkota sejalan dengan musim liburan dan penyesuaian bensin nonsubsidi. Selain itu, tekanan inflasi administered prices juga didorong oleh kenaikan tarif aneka rokok.

        Ke depan, inflasi diperkirakan kembali berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5?1%. Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: