Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa dengan magnitude 4,4 yang mengguncang Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah merupakan gempa dangkal tapi merusak.
"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal, dengan mekanisme kombinasi pergerakan mendatar dan naik (Oblique Thrust Fault)," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Gempa bumi tektonik terjadi pada Rabu (18/4) pukul 13.28 WIB dengan kekuatan 4,4 pada 7,21 Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur dengan kedalaman empat kilometer.
Gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami karena pusat gempa berada di darat. Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam belum tercatat gempa bumi susulan.
Berdasarkan model peta tingkat guncangan (Shakemap) terlihat bahwa tingkat guncangan terbesar terjadi di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI).
Sedangkan, menurut laporan masyarakat yang diterima BMKG menunjukkan guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara dan sekitarnya.
Data sementara dampak gempa bumi berdasarkan sumber BNPB adalah satu orang meninggal dunia, dua orang luka-luka, dan puluhan bangunan rumah mengalami kerusakan.
"Warga agar tetap waspada dengan gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil," katanya.
Selain itu, warga juga diimbau agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD, serta informasi dari BMKG serta tidak terpancing dengan isu yang tidak bertanggung jawab.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: