Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan industri perbankan Indonesia dalam kondisi solid di mana rasio-rasio keuangan menunjukkan hal yang positif. Dari permodalan dan likuiditas, CAR pada Maret lalu mencapao 22,67%. Profitabllitas perbankan juga terjaga dengan ROA sebesar 2,55%, ditopang oleh perbaikan efisiensi yaitu rasio BOPO yang menurun ke level 78,76%.?
Demikian halnya dengan kinerja intermediasi perbankan yang terus menunjukkan tren pertumbuhan yang relatif moderat seiring dengan kondisi perekonomian yang mulai pulih.
"Secara total, penyaluran kredit pada bulan Maret lalu mampu tumbuh sebesar 8,54% (yoy). Kredit kelompok bank BUKU 1 dan BUKU 3 mampu tumbuh di atas 10%. Pertumbuhan kredit BUKU 1 sebesar 12,23% (yoy) dan BUKU 3 sebesar 10,33%," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Secara bulanan, pertumbuhan kredit pada Maret 2018 cukup signifikan dan merupakan tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan pertumbuhan kredit yang positif (ytd), lebih baik dibandingkan tahun lalu dimana pertumbuhan kredit selama bulan berjalan pada Maret 2017 masih terkontraksi.?
Dirinci menurut sektor, terdapat 11 sektor ekonomi dengan pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan kredit agregat, khususnya sektor rumah tangga, pertanian, dan konstruksi yang memiliki pangsa cukup besar.?
"Sementara itu, kredit sektor perdagangan (porsi kredit: 41,60%) masih melanjutkan tren perlambatan seiring dengan pergeseran pola konsumsi masyarakat untuk kegiatan yang bersifat leisure," kata Wimboh.
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas berada pada level yang manageable.
"Kami mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan menunjukkan perbaikan, tercatat sebesar 2,75%. NPL sektor pertambangan tercatat masih sebesar 6,27%, namun dalam tren yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya," ungkapnya.
Sementara itu, pertumbuhan DPK pada Maret 2018 tercatat relatif masih rendah jika dibandingkan dengan Desember 2017 (ytd). Berdasarkan kepemilikannya, pertumbuhan DPK pada bank BUMN yang tercatat masih mengalami kontraksi (ytd). Hal ini sejalan dengan tingginya net outflow di pasar modal.?
"Dengan kondisi fundamental industri perbankan yang solid ini, saya percaya, industri perbankan memiliki ketahanan yang kuat dalam menyikapi tekanan dari downside risk dari pasar modal. Kami juga telah melakukan stress test dan hasilnya permodalan industri perbankan masih solid," terang Wimboh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: