Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Undang Pengguna JKN-KIS ke Istana

        Jokowi Undang Pengguna JKN-KIS ke Istana Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah pengguna Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) "mengadu" kepada Presiden Joko Widodo tentang pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh mereka.

        Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan 131 perwakilan pengguna manfaat JKN-KIS di Istana Negara Jakarta pada Rabu, mengundang empat warga untuk berdiskusi membahas pelayan kesehatan yang didapat dari mengikuti program JKN KIS tersebut.

        Seorang ibu peserta program JKN KIS asal Balikpapan, Kalimantan Timur, Malia, mengatakan dirinya terjangkit kanker usus dan telah menyebar hingga ke paru-paru.

        Dia menjelaskan kanker ususnya sudah ditangani dan masih melakukan tindakan untuk kanker paru-paru yang dideritanya dengan minum obat dan "kemotherapy".

        "Pelayanannya baik, benar pak ga ada. Nggak ada pungutan apa-apa," ujar Malia yang ditanya Jokowi mengenai pelayanan kesehatan yang diterimanya.

        Malia mengapresiasi pemerintah dan BPJS Kesehatan yang memberikan asistensi kesehatan kepada masyarakat.

        Warga lain bernama Nasipan asal Surabaya, Jawa Timur juga "mengadu" kepada Presiden Jokowi mengenai pelayanan kesehatan gratis yang diterimanya.

        Nasipan mengidap penyakit jantung dan diabetes sehingga harus dipasangi ring.

        "Katanya pertama, waktu di ring pertama itu biayanya sekitar Rp25juta. Tapi Alhamdulillah 'mboten mbayar'. Sekitar empat kali opname tidak ada yang bayar semua, Alhamdulillah," ujar Nasipan menjelaskan pelayanan kesehatan gratis Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat atau JKN-KIS yang didapatnya.

        Nasipan pun mengajak warga lain yang sakit untuk memanfaatkan KIS ke rumah sakit.

        Sementara, Daeng Nurlia, seorang ibu asal Makassar, Sulawesi Selatan mengatakan dirinya telah terkena tumor ganas di bagian sendi kakinya sehingga kaki kirinya harus diamputasi.

        Awalnya Nurlia menyangka sakitnya hanya penyakit biasa, namun dokter menyarankan untuk mengangkat tumor ganasnya itu.

        Nurlia bahkan bercerita dirinya sempat berencana mengakhiri hidupnya akibat beratnya beban hidup yang dirasakan akibat tumor ganas tersebut dan himpitan ekonomi.

        "Saya kembali semangat dengan adanya KIS ini. Saya bisa bangkit lagi. Mengingat anak-anak saya masih sekolah. Saya masih cinta sama anak saya, suami saya. Terimakasih kepada pemerintah dan negara. Saya jalani semua pengobatan anjuran dari dokter, operasi, kemoterapi, bahkan radiasi sampai 25 kali berlanjut," ujar Nurlia "curhat" tentang pelayanan kesehatan yang diterimanya kepada Presiden Joko Widodo.

        Sementara, seorang bapak asal Papua, Markus, bersama putrinya Martina juga mengapresiasi layanan kesehatan dari JKN-KIS.

        Sejak dirujuk dari salah satu rumah sakit di Papua ke Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Martina masih menjalani transfusi hingga kembali ke Papua.

        Kemudian pada September 2015, Markus mengatakan dokter mengambil tindakan operasi kepada Martina.

        "Terus terang saja saya tidak minta apa-apa sama bapak Presiden. Terima kasih saja karena KIS anak saya disembuhkan kembali," ujar Markus.

        Sementara itu, Presiden Jokowi menanggapi bahwa jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah tugas konstitusional bagi pemerintah.

        "Tugas konstitusi yang harus kita jalani bersama dan memastikan bahwa seluruh rakyat di seluruh pelosok Tanah Air merasakan kehadiran negara terutama dalam pelayanan kesehatan," ujar Presiden.

        Namun demikian, Kepala Negara agar masyarakat juga melakukan tindakan preventif atau pencegahan dalam menghindari penyakit.

        Hal itu dapat dilakukan dengan pola makan, olahraga dan istirahat yang cukup.

        Presiden juga meminta kepada pelayan kesehatan untuk tidak menghambat dan mempersulit masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.

        Jokowi akan terus memeriksa jika ada laporan pelayanan kesehatan yang dipersulit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: