Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Rupiah Terdepresiasi, Mark Dynamics Tetap Optimis Capai Target

        Meski Rupiah Terdepresiasi, Mark Dynamics Tetap Optimis Capai Target Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) tetap optimis Perseroan dapat memenuhi target kinerja yang ditetapkan meskipun Rupiah terus terdepresiasi dan menyentuh angka Rp14.891 per Dolar AS.

        Presiden Direktur Perseroan, Ridwan, menyatakan bahwa kinerja Perseroan tetap pada jalur pertumbuhan yang ditetapkan meskipun volatilitas Rupiah cukup tajam dalam beberapa bulan terakhir.

        ?Meskipun sebagian besar komponen biaya berdenominasi Dolar AS, penjualan kami mayoritas untuk pasar ekspor sehingga kami malah mendapat berkah dari hal ini," kata Ridwan, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (07/09/2018).

        Perseroan saat ini memiliki struktur biaya produksi dengan komponen impor yang tinggi, dengan kisaran sekitar 50% dari total biaya. Untuk bahan baku pergerakan nilai tukar Rupiah relatif terjaga karena sudah ada kontrak pasokan untuk periode tertentu.

        ?Perseroan mengalami natural hedging atas perbedaan selisih kurs ini, dan membuat kami tetap dapat menjaga struktur biaya yang rendah. Untuk itu kami juga dapat memastikan target 2018 akan tetap tercapai sesuai dengan rencana" ungkap Ridwan.

        Mark Dynamics Indonesia sebagai produsen utama cetakan senrng tangan karet, mentargetkan pencapaian kinerja tahun 2018 dengan pendapatan sebesar Rp310,5 miliar dengan target laba bersih setelah pajak sebesar Rp72 miliar.

        Hingga 30 Juni 2018, Perseroan berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp155,45 miliar, atau 50,1% dari target. Sementara pencapaian laba bersih hingga semester pertama tahun 2018 sebesar Rp36,54 miliar atau 50,1% dari target laba bersih tahun 2018.

        Dampak pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar bagi perseroan secara historis dapat dilihat dari kinerja perseroan yang selama 2016 ( sebelum IPO ) sampai akhir tahun 2017 (setelah IPO).

        Perseroan membukukan kenaikan laba sebelum pajak dengan marjin keuntungan meningkat dal, 14% di tahun 2016 menjadi 27,8 % di tahun 2017.

        Sehingga dengan kondisi pelemahan rupiah di tahun 2017, tidak mempengaruhi kineda perseroan, malah sebaliknya kine{a perseroan tetap meningkat. Begitupun saat ini , dengan telah menyentuhnya nilai tukar dolar terhadap rupiah di kisaran 15.000 rupiah per dolar secara analogi perseroan akan tetap stabil dengan peningkatan kinerja perseroan secara Bmum.

        Secara khusus apabila dilihat dari perkembangan nilai tukar dolar terhadap rupiah di akhir tahun 2015 sampai akhir tahun 2017 yang berkisar di 13.795 dan 13.548 rupiah per dolar, perseroan selalu mernbukukan pendapatan netto dari selisih kurs.

        Hal ini disebabkan karena kontributor pendapatan terbesar berasal dari ekspor, dengan nilai mencapai 97 % dibandingkan pasar lokal. Walaupun bahan baku juga sebagian besar impor, akan tetapi pengelolaan hutang perseroan yang dalam mata uang dolar juga masih cukup baik, yaitu dapat dilihat dari rasio perputaran hutang yang masih lebih besar dibanding rasio perputaran piutang. Rasio perputaran hutang di tahun 2016 sebesar 25,6 dan 9,7 di tahun 2017 , sedangkan rasio perputaran piutang di tahun 2016 sebes ar 4,8 dan 4,2 di tahun 2017.

        Perseroan juga memiliki pinjaman bank dalam mata uang dolar yang ditujukan untuk membiayai modal kerja dengan rasio terhadap modal yang masih rendah yaitu sebesar 0,16 ditahun 2017. Sehingga perseroan masih dapat meminimalisasi dampak fluktuasi nilai tukar dolar. Jadi dampak pelemahan rupiah bagi perseroan, selama perseroan masih mengelola hutang dengan baik,justru akan meningkatkan pendapatan perseroan dan bahkan diperkirakan secara jangka panjang akan mendapatkan beberapa keutungan lain dari dampak kebijaksanaan makro pemerintah seperti kemudahan ekspor dan lain-lain.

        Akan tetapi perseroan mengharapkan pelemahan rupiah masih dalam batas yang mempengaruhi kondisi makro yang berdampak terhadap faktor-faktor lain diluar keuntungan kompetitif perseroan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: