Pascagempa dan tsunami yang menimpa bagian wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), Crushing Plant Donggala milik PT Wijaya Karya Beton Tbk (Wika Beton) sudah mulai menggerakkan lagi roda-roda produksi pada awal minggu keempat Oktober setelah terdampak musibah tersebut.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Yuherni Sisdwi menjelaskan, kembali beroperasinya Crushing Plant Wika?Beton ini tak lepas dari proses rehabilitasi?pemerintah yang berjalan baik. Pasokan listrik?dan BBM sebagai pembangkit energi mesin yang sangat vital sudah tersedia kembali di area Crushing Plant.
"Hasil produk Crushing Plant yang berdiri di area seluas 38,7 hektare ini adalah batu split tipe 2-3, batu split 1-2, dan abu batu. Mayoritas produk digunakan sebagai suplai bahan material proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, yakni sekitar 434.000 m3 batu split 1-2 dan batu split 2-3, serta normalisasi sungai Palu," jelas Yuherni, Jumat (26/10/2018).
Crushing Plant didukung oleh mesin berkapasitas produksi hingga 350 ton per hari. Diharapkan, dengan telah beroperasinya Crushing Plant Donggala sesuai jam kerja normal, dapat segera memenuhi kebutuhan di lapangan yang sempat terhenti selama tiga minggu, dan dapat membantu pencapaian target perolehan perusahaan di 2018.
Sarana?dan prasarana yang ada di Crushing Plant dengan total pegawai sekitar 49 orang ini tidak mengalami kerusakan yang berarti. Hanya Jetty (pelabuhan kecil) milik Wika Beton yang memerlukan sedikit perbaikan. Selesai perbaikan dilakukan, distribusi hasil produk langsung ke daerah tujuan pun bisa langsung dilakukan.
Selama tahap pemulihan awal Palu dan Donggala, Wika Beton sempat meminjamkan dua unit alat berat berupa breaker dan bucket excavator. Alat berat ini digunakan untuk membantu Tim Basarnas membersihkan reruntuhan bangunan di beberapa titik di Petobo, Sigi, Palu dan sekitarnya, termasuk Bandara Mutiara Sis Al Jufri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: