Negara dengan julukan?The Black Country, Inggris, tengah dihadapkan oleh pilihan dilematis perihal voting brexit yang menolak proposal yang diajukan oleh Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Dengan penolakan forum sebanyak 391, Inggris dihadapkan pada empat pilihan sulit, yaitu keluar dari Uni Eropa (no deal brexit), menunda pelaksanaan brexit, mempercepat pemilu, dan menggelar jajak pendapat ulang tentang keputusan untuk keluar dari Uni Eropa.?
Dari keempat pilihan tersebut,?no deal brexit?menjadi yang paling berpengaruh terhadap pasar keuangan benua kuning. Pasalnya, jika akhirnya forum memutuskan untuk?no deal brexit, artinya Inggris akan keluar dari perjanjian perdagangan besar di Uni Eropa.
Dengan demikian, setiap produk buatan Inggris akan dikenalan bea masuk Uni Eropa, begitu juga sebaliknya untuk produk Uni Eropa yang masuk ke Inggris.
Baca Juga: Dolar AS Kena Karma
Dengan kondisi demikian, investor global kembali memilih untuk?wait and see dan sementara waktu kembali berpegang pada dolar AS. Akibatnya, aset-aset berisiko berbasis keuangan di Asia kembali luput dari perhatian investor, termasuk IHSG dan rupiah.?
Baca Juga: Aksi Balas Dendam Rupiah Sukses, Dolar AS Terlibas!
Baru dua hari merasakan kejayaan di hadapan dolar AS, rupiah harus kembali menelan pil pahit dengan terkoreksi 0,07% ke level Rp14.275 per dolar AS. Padahal, pada pembukaan pasar pagi tadi, rupiah masih menguat 0,14% di level Rp14.260 per dolar AS.?
Selain terkoreksi oleh dolar, rupiah juga harus terkoreksi cukup dalam oleh poundsterling (0,22%). Lalu diikuti yen dengan koreksi 0,18%, dolar Hongkong sebesar 0,11%, dolar Taiwan sebesar 0,06%, dan yuan sebesar 0,05%.?
Bukan hanya terhadap rupiah, pembalasan dendam dolar AS melalui sentimen negatif brexit juga ditujukan kepada mata uang utama Asia lainnya. Hingga pukul 10.27 WIB, dolar AS perkasa 0,48% terhadap won, 0,05% terhadap dolar Singapura, 0,04% terhadap yuan, dan 0,03% terhadap baht. Meskipun demikian, dolar AS masih terkoreksi cukup dalam oleh yen sebesar 0,12%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih