Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Profesor University of Melbourne Puji Pemilu 2019

        Profesor University of Melbourne Puji Pemilu 2019 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Profesor kajian politik Universitas Melbourne Vedi Hafiz menilai ada penigkatan kedewasaan berpolitik orang Indonesia. Ini terlihat dari partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 yang mengalami kenaikan pesat dibandingkan Pemilu 2014. Selain itu, mayoritas para pemilih dari kedua kubu, baik dari pihak Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga sepakat menunggu hasil resmi KPU.

        Baca Juga: Tjahjo: Pemilu 2019 Akan Dievaluasi Bersama

        Vedi merespons proses demokrasi di Indonesia. Dia menilai Pemilu 2019 menunjukkan aspirasi kelompok-kelompok pinggiran telah terakomodasi ke atas pentas politik arus utama. Menurutnya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga menguat di negara-negara Barat seperti AS dan Australia.

        "Diskursus kelompok pinggiran ini telah menyatu dengan wacana arus utama, lalu diadopsi oleh pemain politik utama dan bahkan disuarakan ulang oleh mereka," kata Vedi yang kini menjabat Asisten Rektor Universitas Melbourne di bidang internasional.

        Menurut Vedi, pilpres kali ini hendaknya dipotret secara wajar. Dia tak sepakat jika Pilpres telah membagi masyarakat dalam dua kutub ideologi yang ekstrem.

        "Memotret Pilpres ini sebagai pertarungan antara kekuatan Islam dan keagamaan non-Islam tidak tepat," katanya.

        Pandangan Vedi diamini juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Meutya Hafid. Menurutnya, pemilu telah berjalan demokratis dan dinamis. Adanya perbedaan pandangan selama proses pemilu dinilai merupakan hal yang wajar.

        Hal yang terpenting, kata Meutya, pemilu telah berlangsung aman, lancar, damai, dan sangat demokratis.

        "Kami mengapresiasi antusiasme sekaligus kedewasaan masyarakat dalam menjalani proses demokrasi. Hasil survei Litbang Kompas terkini menunjukkan sebanyak 92,5% responden menerima apabila pilihannya kalah. Ini menunjukkan tingkat kedewasaan demokrasi di Indonesia yang cukup tinggi," kata Meutya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: