Untuk Hadapi Kenaikan Air Laut, Singapura Butuhkan Dana Segini
Singapura dilaporkan membutuhkan lebih dari SD100 miliar (sekira Rp1.025 triliun) untuk 100 tahun kedepan agar bisa melindungi negaranya dari meningkatnya ketinggian air laut. Perkiraan tersebut disampaikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Minggu, di saat Negeri Singa bersiap menghadapi efek dari pemanasan global.
?Berapa biaya untuk melindungi diri kita dari naiknya permukaan laut? Dugaan saya mungkin SD100 miliar selama 100 tahun, sangat mungkin lebih,? ujar PM Lee sebagaimana dilansir Reuters, Senin (19/8/2019).
Lee membeberkan bahwa Singapura memiliki beberapa opsi di masa depan termasuk dengan membangun polder, area tanah yang direklamasi dari perairan, atau mereklamasi serangkaian pulau di lepas pantai dan menghubungkannya dengan bendungan.
Singapura kini sudah mengambil beberapa tindakan, termasuk memberlakukan pajak karbon dan mensyaratkan pembangunan infrastruktur-infrastruktur penting di masa depan. seperti terminal dan pelabuhan bandara baru yang akan dibangun, di tempat yang lebih tinggi.
Diperkirakan pada awal tahun ini, pemerintah mengatakan akan menghabiskan SD400 juta (sekira Rp4 triliun) selama dua tahun ke depan untuk meningkatkan dan memelihara saluran air negara itu dan memperkuat ketahanan banjirnya. Pernyataan PM Lee itu disampaikan saat berpidato di Hari Nasional Singapura, di mana dia menjabarkan kebijakan dan prioritas pemerintah.
Selain ketahanan air, Lee mengatakan dalam pidatonya berencana pemerintah untuk meningkatkan secara bertahap usia pensiun dari 62 tahun saat ini, menjadi 63 tahun di 2022 dan 65 tahun di 2030. Pertumbuhan Singapura, yang memiliki usia harapan hidup terpanjang di dunia, bergantung lebih pada penduduknya yang lebih tua karena angka kelahiran turun dan tenaga kerja asing dibatasi.
"Kebanyakan manula sebenarnya tidak ingin berhenti bekerja," katanya. "Kami sehat lebih lama dan hidup lebih lama, tetapi kami tidak ingin menghabiskan lebih banyak tahun di masa pensiun". "Juga banyak dari kita ingin membangun sarang telur yang lebih besar ketika kita akhirnya pensiun".
Menurut laporan, Singapura menghadapi prospek pertumbuhan yang melambat tahun ini. Negeri berlambang Singa itu memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi setahun penuh pekan lalu di tengah kekhawatiran resesi sebagai dampak pukulan keras dari perang dagang China dan Amerika Serikat (AS).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: