Selama menjadi Menteri Pertanian (Mentan) masa pemerintahan Jokowi-JK kurun waktu 2014-2019, kinerja Andi Amran Sulaiman mendapat perhatian dari pengamat yang berkaliber. Menteri asal Bone Sulawesi Selatan ini dinilai bekerja tanpa batas atau tidak kenal waktu dan lelah bak menteri yang baru menjabat.
Tentang hal ini, pengamat politik, Hendri Satrio mengungkapkan, Mentan Amran merupakan sosok menteri yang selama memimpin Kementerian Pertanian (Kementan) kurun waktu hampir lima tahun bekerja tanpa batas. Amran memiliki program terobosan dan strategis dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan, tindak tegas mafia pangan, dan menciptakan pemerintahan yang bersih.
"Mentan Amran di hari libur tetap bekerja dan selalu di lapangan. SabtupMinggu bekerja sampai malam, rapat maraton bersama Eselon I, dinas pertanian, dan para mitra. Artinya, kalaupun masa jabatan tinggal satu bulan lebih, tidak pernah mengenal waktu," tegas Hendri di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Hendri menjelaskan, kebijakan dan program yang dijalankan kurun waktu hampir lima tahun ini selalu ditotok nadi masalah pangan yang dihadapi negara. Misalnya, masalah harga pangan tidak pernah tuntas, Kementan tidak hanya mengambil kebijakan operasi pasar, tapi yang dilakukan adalah menumpas mafia pangan yang menjadi biang kerok gejolak harga.
Baca Juga: Amran: Teknologi Kunci Masa Depan Pertanian Indonesia
"Ya tidak heran, Mentan Amran pun pakai baju kaos atau baju santai memimpin rapat sampai larut malam. Rapat sebelumnya juga seperti itu. Padahal ini kan masa jabatanya hanya menghitung hari. Tapi beliau tetap optimal bekerja, memacu pertanian agar terus maju," jelasnya.
Hendri menambahkan, dari kacamata politik, Mentan Amran Sulaiman menjalankan kebijakan pembangunan pertanian yang memperhatikan kesejahteraan petani dan menggenjot hasil pertanian secara signifikan, sehingga pertanian Indonesia saat ini disegani dunia karena berhasil menyetop impor komoditas strategis yang selama ini berlangganan impor seperti besar, jagung, cabai, telur, dan bawang merah.
"Alhasil, hasil riset yang dilakukan Bappenas menyimpulkan belanja barang pada periode 2016-2017, mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08%. Sementara belanja modal hanya mendorong 0,03%. Anggaran yang sudah dikeluarkan Kementan memiliki peran lebih terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Setiap peningkatan 1% belanja alsintan, terjadi peningkatan subsektor pertanian, peternakan, dan jasa pertanian di daerah sebesar 0,33%," terangnya.
Menurut Hendri, indikator keberhasilan lainnya juga dapat dilihat pada peningkatan ekspor, PDB pertanian, penurunan angka inflasi, dan kemiskinan di pedesaan. Menurut data BPS, rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton. Di 2013, total ekspor hanya 33 juta ton, namun di 2018 tercatat nilai tertinggi, yakni 42,5 juta ton.
"Yang tidak kalah hebat, terjadinya penurunan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan dari 10,57% di 2014 menjadi 1,69% pada 2018," bebernya.
"Kinerja pertanian di tangan Mentan Amran pun berhasil mengangkat nilai PDB pertanian. Dari target PDB 3,5%, pertanian mampu menembus 3,7%. Begitu pun penduduk miskin di pedesaan menurun dari 14,17% pada 2014 menjadi 13,2 % pada 2018," jelasnya.
Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 22,8 Ribu Ton Cangkang Sawit ke Jepang
Oleh karena itu, Hendri menegaskan, rentetan keberhasilan ini bukan dicapai begitu saja, namun karena Mentan Amran memiliki prinsip kerja yang mulia, berpegang teduh pada hadist atau sabda Rasululllah. Yakni 'sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma, maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat, maka hendaklah dia menanamnya'.
"Nah ini karena Amran sosok menteri yang bekerja tidak kenal waktu. Hingga akhir masa jabatanya pun, semakin kencang turun ke lapangan dan mimpim rapat sampai-sampai di hari libur. Secara politik, ini cara kerja yang penuh tanggung jawab demi kemajuan negara," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: