Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekan Hama, Kementan Gunakan Pemasangan Bumbung Konservasi PHT Padi

        Tekan Hama, Kementan Gunakan Pemasangan Bumbung Konservasi PHT Padi Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        20 tahun sudah berlalu sejak pertama kali bumbung konservasi diperkenalkan melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL PHT) yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan). Namun, hingga saat ini petani yang menerapkan bumbung konservasi ini masih terbilang sedikit.

        Bumbung konservasi ini terbuat dari bambu yang diberikan lubang di setiap bukunya sebagai tempat untuk meletakkan kelompok telur penggerek batang padi dan diolesi stempet di sekitar lubang, tutur Enie Kepala Balai Besar Peramalan OPT

        "Saya ingin memperkenalkan kembali sistem bumbung konservasi ini ke petani karena banyak manfaatnya untuk menekan serangan hama," beber Enie di Jatisari, Karawang, Selasa (27/8/2019).

        Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 22,8 Ribu Ton Cangkang Sawit ke Jepang

        Enie menambahkan, "Ada dua keuntungan bila petani memanfaatkan bumbung konservasi di areal persawahan. Pertama, populasi penggerek padi dapat ditekan karena kita memungut kelompok telur penggerek padi untuk disimpan di bumbung konservasi."

        Kedua, parasitoid sebagai musuh alami akan tetap terjaga populasinya karena dari kelompok telur penggerek akan menetas beberapa jenis parasitoid, di antaranya telenomus rowani, trichogramma japonicumdan, tetrastichus schoenobii. Tingkat parasitasi dari tiga jenis parasitoid ini sekitar 6?60%, sambungnya.

        Sudarti, salah satu POPT di Jatisari, menjelaskan, lebih lanjut pemanfaatan bumbung konservasi didasarkan pada perbedaan karakter serangga yang ada di dalam kelompok telur penggerek.

        "Jadi, jika yang keluar dari kelompok telur adalah larva penggerek, maka akan terperangkap pada stempet yang dioleskan di sekitar lubang. Nah, beda lagi jika parasitoid yang keluar, maka akan terbang kembali ke alam," jelas Enie.

        Baca Juga: Kementan Rancang Kacang Hijau Jagoan Ekspor Komoditas Tanaman Pangan

        Namun demikian, pemasangan bumbung konservasi ini sama sekali tidak akan bermanfaat jika petani enggan melakukan pemungutan kelompok telur dan memasukannya ke bumbung konservasi, tambah Enie.

        "Jadi ya harus ada kesadaran dan peran aktif petani untuk mulai menggerakkan pemakaian bumbung konservasi ini," pungkas Enie.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: